Sumenep (pilar.id) – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengapresiasi kolaborasi antara TNI AL dan BKKBN dalam Program Keluarga Keren Bebas Stunting di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Program ini telah dilaksanakan selama dua hari, mulai dari tanggal 18 hingga 19 Juli 2023 di Masalembu. Acara tersebut dibuka oleh KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali dan Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, dengan didampingi oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Bupati Sumenep Achmad Fauzi di Pendopo Kabupaten Sumenep.
Dalam acara tersebut, TNI AL mengerahkan Kapal Bantuan Rumah Sakit KRI dr Radjiman Wedyodiningrat 992 yang membawa 136 Tenaga Kesehatan untuk melaksanakan operasi bakti sosial dan memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat Masalembu.
Beberapa jenis bantuan kesehatan yang disediakan meliputi Operasi Mayor, Operasi Bibir Sumbing, Khitanan, Operasi Katarak, dan pengobatan gigi dan mulut.
Selain itu, juga diselenggarakan kegiatan penyuluhan edukasi mengenai gizi dan stunting, penyuluhan Keluarga Berencana, serta kegiatan memasak menu sehat. Terdapat juga kegiatan bakti sosial yang melibatkan penyerahan paket menu sehat kepada keluarga yang terdampak stunting dan ibu menyusui.
Khofifah mengucapkan terima kasih atas dukungan dan energi yang diberikan oleh TNI AL dalam upaya penurunan angka stunting. Ia berharap bahwa seluruh kegiatan ini dapat berjalan dengan baik dan dapat direplikasi di banyak daerah lainnya, sehingga penurunan angka stunting dapat dilakukan secara signifikan dan maksimal.
Menurutnya, kolaborasi dengan TNI AL menjadi kekuatan dalam upaya Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk menurunkan angka stunting bersama dengan seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur. Tujuannya adalah untuk mempercepat pencapaian target penurunan angka stunting di Jawa Timur menjadi 14 persen pada tahun 2024.
Khofifah menyampaikan bahwa angka prevalensi stunting di Jawa Timur telah mengalami penurunan yang signifikan.
Pada tahun 2020, angka stunting di Jawa Timur mencapai 25,6 persen. Namun, pada tahun 2021 angka tersebut turun menjadi 23,5 persen, dan di tahun 2022 turun lagi menjadi 19,2 persen.
Angka yang terus menurun ini merupakan pencapaian yang patut disyukuri, karena saat ini telah berada di bawah standar WHO yang menargetkan angka stunting di bawah 20 persen.
Berdasarkan data survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, Kabupaten Sumenep masih memiliki prevalensi stunting di atas angka Jawa Timur yaitu sebesar 21,6 persen. Namun, terjadi penurunan yang signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Khofifah menjelaskan bahwa Kabupaten Sumenep yang memiliki banyak pulau terpencil merupakan tantangan tersendiri dalam penanganan stunting. Oleh karena itu, kehadiran TNI AL bersama tim diharapkan dapat memperkuat layanan kesehatan di berbagai titik.
Kuncinya peningkatan kualitas hidup
Pada kesempatan tersebut, KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali menekankan bahwa kunci pencegahan stunting adalah peningkatan kualitas hidup generasi muda.
TNI AL berkomitmen untuk menyediakan akses layanan kesehatan dan dukungan lainnya guna mendukung program ini. KSAL Laksamana TNI AL Muhammad Ali juga dikukuhkan sebagai Bapak Asuh Stunting, sementara Ketua Umum Jalasenastri Fera Muhammad Ali menjadi Bunda Asuh Anak Stunting.
Kepala BKKBN Republik Indonesia, dr. Hasto Wardoyo, menyatakan bahwa pembangunan keluarga adalah pondasi utama dalam mencapai kemajuan bangsa.
Oleh karena itu, pencegahan stunting harus menjadi prioritas di setiap daerah dan melibatkan sinergi dari berbagai pihak. Hasto Wardoyo mengapresiasi capaian Jawa Timur di bawah kepemimpinan Gubernur Khofifah, yang telah berhasil menurunkan angka stunting dari 23,5 persen menjadi 19,2 persen di Jawa Timur, dan dari 29 persen menjadi 21,6 persen di Kabupaten Sumenep.
Hasto Wardoyo menyampaikan keyakinannya bahwa gerakan bersama antara BKKBN, TNI AL, dan Pemerintah Daerah adalah tugas mulia untuk membangun anak bangsa yang cerdas. Ia berharap agar angka stunting di Jawa Timur dapat terus menurun menjadi di bawah 14 persen pada tahun 2024. (hdl)