Surabaya (pilar.id) – Masalah banjir yang semakin parah di Surabaya menjadi perhatian serius bagi Urbaning, sebuah pusat kajian perkotaan.
Peneliti Urbaning, Reno Eza Mahendra, menilai bahwa upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya selama ini belum cukup efektif dalam menangani banjir secara menyeluruh dan berkelanjutan.
“Kalau dilihat dari data sebaran titik banjir di Surabaya, misalnya Dukuh Kupang dan Gubeng Kertajaya, tiap tahun selalu banjir. Bahkan SIER yang sejak 1974 tidak pernah banjir, tahun ini juga banjir. Ini menunjukkan perlunya evaluasi terhadap komitmen dan program Pemkot dalam mengatasi banjir,” ujar Reno pada Rabu (25/12/2024).
Pentingnya Evaluasi Alih Fungsi Lahan
Reno menyoroti bahwa pendekatan teknis seperti pembangunan rumah pompa dan saluran box culvert saja tidak cukup.
Menurutnya, alih fungsi lahan menjadi salah satu penyebab utama yang memperparah kapasitas kota dalam menghadapi dampak perubahan iklim.
Data menunjukkan bahwa Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Surabaya saat ini hanya mencakup 21,99 persen atau seluas 7.356,24 hektare dari total wilayah kota pada tahun 2022. Angka ini jauh di bawah standar minimum nasional sebesar 30 persen.
“Banjir bukan hanya soal drainase atau rumah pompa. Kita sedang menghadapi krisis iklim. Dengan luas RTH Surabaya hanya 21,99 persen, ini menjadi masalah besar. Kota harus mencapai setidaknya 30 persen RTH sesuai standar nasional,” tambah Reno.
Keadilan Ruang dan Partisipasi Masyarakat
Selain aspek teknis, Reno juga menekankan pentingnya keadilan ruang dalam perencanaan kota. Hal ini berarti melibatkan masyarakat secara aktif untuk memastikan prioritas pembangunan sesuai dengan kebutuhan warga.
“Aspek keadilan ruang itu melibatkan masyarakat secara aktif. Dengan begitu, pemerintah bisa menentukan prioritas pembangunan yang benar-benar relevan dengan kebutuhan masyarakat,” jelasnya.
Reno berharap Pemkot Surabaya dapat menerapkan pendekatan partisipatif dan berkelanjutan untuk menangani banjir. Langkah ini, menurutnya, tidak hanya efektif mengatasi banjir tetapi juga menciptakan lingkungan perkotaan yang lebih tangguh di masa depan. (rio/hdl)