Malang (pilar.id) – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, hadir dalam kegiatan Serah Terima Siswa Program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) Papua di SMA dan SMK Jatim yang diselenggarakan di Hotel Grand Mercure Malang, Kamis (13/7/2023) malam.
Program ADEM merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, terutama bagi anak-anak terbaik dari Papua, Papua Barat, dan daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal).
Sebanyak 155 siswa penerima program ADEM Papua yang berasal dari 31 lembaga SMA/SMK di 11 Kabupaten/Kota di Jawa Timur hadir dalam acara tersebut.
Gubernur Khofifah memberikan sejumlah pesan dan motivasi kepada para siswa agar mereka terus mengembangkan mimpi-mimpi mereka dan berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkannya.
“Anak-anakku, saya adalah ibu bagi kalian semua. Milikilah cita-cita setinggi-tingginya. Seperti kata Bung Karno, ‘Gantungkan cita-citamu setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang’,” kata Gubernur Khofifah yang dikenal dengan julukan sebagai Mamak Papua.
Ia juga mengajak para siswa penerima program ADEM untuk menjadikan Jawa Timur sebagai rumah kedua mereka. Dengan merasa berada di rumah sendiri, ia berharap para siswa akan merasa lebih nyaman dan semangat dalam belajar.
“Bangun semangat, belajar dengan giat, dan ikuti proses pendidikan sesuai dengan yang telah disiapkan oleh masing-masing sekolah di tempat kalian akan menempuh pendidikan,” tegasnya.
Tokoh sukses asal Papua
Gubernur Khofifah juga menyinggung tentang banyaknya orang Papua yang telah sukses menempuh pendidikan tinggi dan berhasil dalam karier mereka. Bahkan beberapa tokoh sukses asal Papua tersebut adalah teman dekatnya.
Contohnya adalah Dr. Ribka Haluk, S.Sos, MM, perempuan pertama dari Tanah Papua yang menjadi Pj. Gubernur Papua Tengah. Kemudian Prof. Dra. Yohana Yembise, M.Sc, Ph.D, guru besar perempuan pertama dari Tanah Papua, dan pernah menjabat sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Selain itu, ada juga Laksamana Madya TNI (Purn) Freddy Numberi yang pernah menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan serta Duta Besar Indonesia untuk Italia dan Malta, serta Pj. Gubernur Papua Barat, Komjen Pol (Purn) Paulus Waterpauw, yang berbicara dengan logat Jawa karena menyelesaikan pendidikan SD, SMP, dan SMA di Surabaya.
“Bu Khofifah berharap anak-anakku sekalian akan bisa mencapai kesuksesan seperti Ibu Ribka Haluk, Ibu Prof. Yohana Yembise, ataupun seperti Pak Freddy Numberi dan Pak Paulus Waterpauw,” ujarnya.
“Ia juga berharap mereka yang ingin menjadi anggota TNI, Polri, atau profesor dapat mencapai cita-cita mereka dan mengisi jabatan strategis yang memberikan manfaat besar bagi masyarakat Papua, bangsa, dan negara Indonesia,” tambahnya.
Selama kunjungannya ke Sorong, Papua Barat pada bulan Januari lalu, ia bertemu dengan banyak orang Papua yang merupakan alumni perguruan tinggi di Jawa Timur. Mereka saat ini menduduki posisi strategis dari berbagai jabatan.
Termasuk saat Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua pada tahun 2021, ia bertemu dengan banyak alumni mahasiswa yang pernah menempuh pendidikan di Jawa Timur. Banyak dari mereka saat ini menjabat di berbagai posisi strategis di Papua.
“Alumni mahasiswa Jawa Timur yang sekarang cukup banyak yang menjadi pejabat di Provinsi Papua, Provinsi Papua Barat, dan provinsi lain di Papua. Ada yang menjadi Sekretaris Daerah (Sekda) atau Penjabat (PJ) Sekda. Jadi, banyak orang Papua alumni pendidikan di Jawa Timur yang sukses dan menduduki posisi strategis. Semoga para siswa sekalian juga bisa seperti mereka,” ungkapnya.
Selain memberikan pesan kepada para siswa, Gubernur Khofifah juga memberikan pesan kepada Kepala Sekolah yang menerima siswa program ADEM ini. Ia meminta mereka untuk membimbing dan menjaga para siswa dengan sebaik-baiknya serta menggali potensi dan bakat yang dimiliki oleh masing-masing siswa.
“Mohon untuk menjaga anak-anak saya ini dengan baik. Perhatikan dengan benar proses belajar-mengajar mereka, termasuk dalam pergaulan mereka. Mereka adalah anak-anak saya. Saya adalah ibu bagi mereka semua ketika mereka belajar di sini,” katanya.
“Juga mohon ada pengelompokan berdasarkan bakat dan minat para siswa. Seperti yang tadi menari Sajojo, gerakan kakinya begitu lincah. Jika mereka satu sekolah bisa tampil kompak seperti itu, mereka siap untuk tampil dalam berbagai acara dan forum,” lanjutnya.
Yang menarik, dalam kesempatan ini, Gubernur Khofifah juga mengajak para siswa asal Papua untuk menyanyikan lagu “Tanah Papua” dan lagu “Bendera” yang dipopulerkan oleh Band Cokelat sambil mengibarkan Bendera Merah Putih.
Terima 155 siswa program ADEM
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Aries Agung Paewai, menyatakan bahwa pada tahun 2023 ini, sebanyak 500 siswa Papua dikirim ke enam provinsi, termasuk Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, DIY, Banten, dan Bali. Dari jumlah tersebut, 155 siswa dikirim ke Jawa Timur.
“Kami merasa bangga karena pemerintah pusat menganggap Provinsi Jawa Timur sangat sukses dalam menerima program ADEM ini. Kami mengapresiasi alokasi yang diberikan kepada kami, yang begitu besar dan terus bertambah setiap tahun,” ujarnya.
Di sisi lain, Agustina Yumte, salah satu penerima program ADEM asal Papua Barat Daya yang akan ditempatkan di SMAN 1 Batu, mengungkapkan rasa syukurnya dapat belajar di Jawa Timur. Ia merasa senang karena dalam waktu dekat akan bertemu dengan banyak teman baru.
“Cita-cita saya adalah menjadi seorang guru, karena guru memiliki tugas yang mulia. Terima kasih kepada Ibu Gubernur yang telah memfasilitasi kami untuk belajar di Jawa Timur,” kata Agustina, yang merupakan lulusan SMP YPK 3 Elim Malanu Kota Sorong.
Sebagai informasi, program ADEM telah dimulai sejak tahun 2013. Pada Tahun Ajaran 2023/2024 ini, terdapat total 461 siswa program ADEM Papua di Jawa Timur. Dari jumlah tersebut, 155 siswa berada di kelas X, 157 siswa berada di kelas XI, dan 149 siswa berada di kelas XII.
Dari 155 siswa program ADEM kelas X, terdapat 19 siswa berasal dari Provinsi Papua Tengah, 30 siswa berasal dari Provinsi Papua Barat Daya, 29 siswa berasal dari Provinsi Papua, 43 siswa berasal dari Provinsi Papua Pegunungan, 14 siswa berasal dari Provinsi Papua Barat, dan 20 siswa berasal dari Provinsi Papua Selatan. (hdl)