Denpasar (pilar.id) – Pelabuhan Sanur merupakan bentuk percepatan pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN). Ditargetkan beroperasi pada 2023, tetapi pada Q4 2022 pelabuhan ini sudah siap beroperasi untuk melayani masyarakat dan wisatawan, termasuk delegasi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. Artinya proyek ini selesai lebih cepat dari target yang ditetapkan.
Hal ini disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Tim Pelaksana Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) Wahyu Utomo saat berkunjung ke Pelabuhan Sanur di Denpasar, Bali (16/11/2022).
Dikatakan pula, pelabuhan yang sudah diresmikan Presiden RI Joko Widodo pada Rabu (9/11/2022) lalu ini juga memiliki arti penting dalam memperkuat konektivitas antarpulau dan peningkatan pariwisata di Provinsi Bali.
“Pelabuhan Sanur akan memperkuat konektivitas antarpulau dan berperan dalam kunjungan wisatawan khususnya pada Sanur, Nusa Penida dan Nusa Ceningan atau kawasan Segitiga Emas Bali,” kata Wahyu.
Selain itu, lanjut dia, juga untuk mengakomodasi peningkatan kunjungan wisatawan di Provinsi Bali. Karena dengan beroperasinya Pelabuhan Sanur, masyarakat dan wisatawan yang akan pergi ke Nusa Penida dan Nusa Lembongan jadi lebih mudah.
Dengan adanya layanan pelabuhan yang mulai dibangun pada Desember 2020 ini, mereka juga dipastikan lebih merasa nyaman saat menaiki kapal boat terutama jika ombak dalam kondisi pasang.
Wahyu menjelaskan, untuk rencana pengembangan pada jangka pendek, Pelabuhan Sanur diproyeksi bakal melayani naik turun penumpang sebanyak 1,8 juta orang. Sementara untuk jangka panjang, pelabuhan ini direncanakan akan melayani sebanyak 4,5 juta penumpang. (hdl)