Surabaya (www.pilar.id) – Puteri Pendidikan Indonesia, dr. Firda Iragama Wessels menjadi salah satu pembicara dalam acara webinar Airlangga Student Movement yang diselenggarakan oleh Kementerian Sosial dan Politik Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Airlangga, Sabtu (06/11/2021).
Webinar ini membahas mengenai reformasi pendidikan dengan tema ‘Reformasi Pendidikan Melalui Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Sebagai Penopang Indonesia Maju 2045’. Selain Firda, hadir pembicara lain yaitu Ketua Komisi Nasional Pendidikan Jawa Timur, Kunjung Wahyudi, S.T, M.Si. serta Indra Charismiadji sebagai Pemerhati dan Praktisi Pendidikan.
Pada kesempatan tersebut, Firda Iragama menjelaskan permasalahan pendidikan yang ada di Indonesia. Menurutnya, masalah utama dari sistem pendidikan di Indonesia adalah kualitas pendidikan yang tidak merata, hal tersebut dapat terjadi karena Indonesia memiliki tantangan sosial dan geografis.
“Beberapa daerah di Indonesia tidak dapat terjangkau akses pendidikan, sehingga Kementerian Pendidikan mengadakan program MBKM agar mahasiswa bisa turun tangan membantu akses pendidikan di daerah secara langsung yang kemudian akan membantu mengembangkan SDM di daerah tersebut,” ujar Firda Iragama.
Menurutnya, kebijakan kampus merdeka dibuat karena perguruan tinggi merupakan salah satu yang tercepat dalam membangun SDM unggul bangsa, oleh karena itu perguruan tinggi harus melakukan inovasi agar mahasiswa dapat memiliki SDM unggul untuk siap terjun ke lapangan kerja. Mahasiswa juga perlu untuk menggabungkan teori dan praktik ke dunia nyata.
Puteri Pendidikan Indonesia tersebut menekankan kepada para mahasiswa bahwasanya kemampuan akademik juga harus dibarengi dengan softskill yang mumpuni, adapun menurutnya lima softskill yang harus dikuasai adalah kemampuan bernegosiasi dan bekerjasama, kemampuan untuk memimpin, kemampuan digitalisasi, kemampuan berorganisasi, dan kemampuan diskusi.
Menurut Firda, hal tersebut merupakan kemampuan yang dapat membentuk SDM unggul. Selanjutnya, untuk menjawab opini masyarakat terkait ketidaksiapan pemerintah dalam merancang program MBKM, Firda menjelaskan, kita tidak dapat menyalahkan sistemnya secara penuh.
Sebagai mahasiswa kita diharapkan dapat berpikir secara kritis maupun aktif dalam mengaspirasikan pemikiran kita terhadap sistem pendidikan yang ada bila dirasa tidak sesuai. Selain itu, mahasiswa juga dapat membuat suatu gerakan atau proyek di masyarakat untuk menyalurkan ide dan pemikirannya.
“Tidak ada sistem yang sempurna atau paling baik, maka kita sebagai mahasiswa tidak boleh diam diatur oleh sistem, tapi kita bisa mengatur sistem. Mahasiswa perlu memperjuangkan sistem tersebut dengan langkah-langkah kecil, dengan pandangan yang bisa kita lakukan baik itu suatu kajian atau inovasi yang ada,” tegasnya. (fer/hdl)