Surabaya (pilar.id) – Dalam data terbaru yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur pada tanggal 1 Agustus 2023 lalu, terungkap bahwa Indeks Ketimpangan Gender (IKG) di provinsi ini mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Pada tahun 2022, nilai IKG Jawa Timur mencapai 0,440, mengalami penurunan yang signifikan dari angka 0,460 pada tahun 2021, atau turun sebanyak 0,020 poin.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyoroti penurunan ketimpangan gender ini sebagai indikator positif bahwa kesetaraan antara pria dan wanita semakin meningkat di wilayah ini.
“Angka IKG yang semakin mengecil menggambarkan komitmen kita untuk mewujudkan kesetaraan gender, baik dalam pendidikan, kesehatan, maupun dunia politik,” kata Gubernur Khofifah pada Minggu (6/8/2023).
Khofifah menjelaskan bahwa penurunan IKG ini terutama dipengaruhi oleh perbaikan pada dimensi kesehatan reproduksi dan pemberdayaan politik.
Salah satu indikator yang menunjukkan perbaikan adalah penurunan persentase perempuan yang melahirkan di luar fasilitas kesehatan, yang turun dari 0,117 pada tahun 2021 menjadi 0,099 pada tahun 2022. Hal ini merupakan langkah penting dalam mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Jawa Timur.
Guna mendukung penurunan angka persalinan di luar fasilitas kesehatan, Gubernur Khofifah telah memberikan instruksi kepada seluruh layanan kesehatan di Jawa Timur untuk meningkatkan akses pelayanan melalui program Jaminan Persalinan (Jampersal), sehingga ibu dan bayi dapat segera mendapatkan penanganan yang komprehensif dalam situasi komplikasi.
Selain itu, perbaikan juga terjadi di sektor pemberdayaan, seperti pendidikan, ketenagakerjaan, dan politik. Data dari BPS menunjukkan peningkatan persentase perempuan berusia di atas 25 tahun yang memiliki pendidikan setara SMA ke atas, yang naik dari 29,61 persen pada tahun 2021 menjadi 30,95 persen pada tahun 2022. Sementara itu, persentase laki-laki dengan pendidikan serupa mengalami penurunan dari 36,65 persen menjadi 36,50 persen pada tahun 2022.
Tidak hanya itu, keterwakilan perempuan dalam lembaga legislatif juga mengalami peningkatan, dengan angka 19,17 pada tahun 2022 dibandingkan dengan 17,5 pada tahun sebelumnya. Dimensi Pasar Tenaga Kerja juga menunjukkan perkembangan positif, dengan persentase perempuan yang bekerja naik dari 56,11 persen pada 2021 menjadi 57,28 persen pada 2022.
Gubernur Khofifah mengajak seluruh masyarakat Jawa Timur untuk bersama-sama membangun kesetaraan gender. Upaya ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam kemajuan masyarakat secara keseluruhan. “Mari kita tingkatkan kualitas hidup masyarakat agar dapat memberikan kontribusi terbaik bagi bangsa dan negara, terutama di Jawa Timur,” tutupnya. (tok/hdl)