Blora (pilar.id) – Menyikapi banyaknya sampah kulit jagung yang dihasilkan selama musim panen, siswa-siswi SMK PSM Randublatung bersemangat mengubahnya menjadi busana-busana indah yang memukau. Acara karnaval tahunan di Randublatung pun menjadi semakin istimewa dengan penampilan unik ini.
Dalam Pawai Pembangunan Randublatung Carnival yang diadakan pada Sabtu (19/8/2023), siswa-siswi SMK PSM Randublatung memamerkan busana karnaval mereka yang terbuat dari kulit jagung yang sering diabaikan.
Keberanian untuk berbeda dan kepedulian terhadap lingkungan menjadi motivasi bagi siswa-siswi ini dalam merancang busana-busana yang mencuri perhatian. Namun, inovasi mereka tidak berhenti di situ.
Selain busana dari kulit jagung, siswa-siswi Randublatung juga memperlihatkan karya busana carnival dari bahan daur ulang seperti kain perca, koran, dan plastik. Dalam konteks saat ini yang penuh dengan isu lingkungan dan keberlanjutan, langkah ini sangat berarti.
“Saya sangat mengapresiasi kesadaran lingkungan siswa-siswi SMK PSM Randublatung. Di tengah isu lingkungan, siswa SMK turut hadir dalam karya nyatanya dengan membuat busana Carnival daur ulang,” ujar Alifa Nur Fitri, Ketua Yayasan YPI PSM Randublatung.
Upaya siswa-siswi ini mencerminkan keinginan untuk mengurangi sampah dan menciptakan sesuatu yang bernilai dari sumber daya yang ada. Dalam penjelasannya, Kepala Sekolah SMK PSM Randublatung, Sudari, S.Pd, menyebutkan bahwa penggunaan kulit jagung sebagai bahan busana dikarenakan mayoritas siswa berasal dari daerah di mana jagung merupakan tanaman utama. Sampah kulit jagung yang biasanya hanya dibakar kini diubah menjadi maskot unik dalam karnaval ini.
Tidak hanya itu, siswa-siswi juga menghadirkan busana carnival dari bahan-bahan sulit terurai seperti plastik. Dalam usahanya menarik perhatian terhadap masalah sampah plastik yang semakin mendalam, mereka berhasil menciptakan maskot merah putih yang indah dari sampah plastik. Plastik, yang memerlukan ratusan tahun untuk terurai, menjadi bagian penting dalam pesan lingkungan yang ingin disampaikan oleh siswa-siswi ini.
Penampilan siswa-siswi SMK PSM Randublatung dalam karnaval ini juga diperkaya oleh kehadiran tarian adat dari berbagai suku di Indonesia. Dengan mengambil tema ‘Dengan Berkebhinekaan Global Mari Kita Tingkatkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa’, siswa-siswi ini tidak hanya memamerkan busana adat dari berbagai suku daerah, tetapi juga menampilkan tarian-tarian nusantara yang mencerminkan cinta terhadap Pancasila dan nilai-nilai pendidikan Indonesia.
Mujiono, Duta Wisata Kabupaten Blora dari SMK PSM, juga turut serta dalam karnaval ini dengan mengenakan karya busana dari Program Keahlian Tata Busana SMK PSM Randublatung. Dengan semangat kreatif dan peduli lingkungan, siswa-siswi Randublatung telah berhasil menciptakan peristiwa karnaval yang tidak hanya meriah tetapi juga bermakna dalam menyemarakkan Hari Ulang Tahun ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia. (ret/ted)