Surabaya (pilar.id) – Meski pengembangan obat modern saat ini, makin maju dengan segala peralatan canggih, serta ditangani para pakar.
Namun bahan herbal, masih menjadi salah satu bahan yang dapat ditemukan di sekitar kita, dengan harga yang murah atau bahkan tersedia bebas di alam menjadikan herbal sebagai salah satu pilihan dalam penyembuhan penyakit.
Tidak hanya digunakan pada manusia saja, namun bahan herbal ternyata dapat digunakan dalam penyembuhan penyakit pada hewan.
Hal tersebut, diungkapkan Prof Dr Iwan Sahrial Hamid, mengenai potensi bahan herbal pada hewan tersebut, saat orasi ilmiah guru besar dengan judul makalah Kajian Etnofarmakologi Veteriner sebagai Kemopreventif Karsinogenesis, pada Rabu (28/12/2022) di Aula Garuda Mukti Kantor Manajemen Kampus MERR C, yang juga dikukukuhkan sebagai guru besar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (Unair)
Dalam penjabarannya, ia mengatakan, jika semua hewan memiliki potensi untuk mengidap kanker yang terjadi akibat pertumbuhan sel yang tidak normal dan tak terkendali.
Selain itu, penyakit ini juga dapat terjadi kepada hewan akibat terinfeksi virus atau mikroorganisme yang bisa menyebabkan kanker. Infeksi tersebut dapat terjadi akibat interaksi dengan induk hewan sebelum atau saat lahir, atau diperoleh melalui kontak antar hewan lain.
“Ada beberapa jenis hewan tertentu yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi, jadi kalau terkena penyakit akan sangat merugikan pemiliknya,” ungkap guru besar pada bidang Ilmu Farmakologi Veteriner tersebut.
Lebih rinci, ia menyampaikan manfaat bahan herbal bagi pengobatan hewan, seperti penggunaan kunyit dalam penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang sempat merebak beberapa waktu lalu.
Hal itu membuat Prof Iwan tertarik meneliti bahan herbal sebagai obat kanker pada hewan dan pada penelitiannya ditemukan 3 bahan herbal, sebagai obat kanker pada hewan yaitu daun sambung nyawa, kunyit putih, dan daun tin.
Lebih lanjut, ia menjabarkan, jika daun Sambung Nyawa bermanfaat sebagai obat kanker payudara pada hewan, yang dalam penelitiannya menggunakan tikus putih.
“Setelah diteliti ekstrak daun sambung nyawa ternyata bermanfaat untuk penurunan insidensi tumor serta multiplikasi tumor,” jelasnya.
Sementara itu, kunyit putih dapat menghambat peningkatan jumlah sel dan pembentukan sel pada tumor paru.
Lalu ada pengujian daun tin, sebagai obat anti kanker pada hewan, yaitu dengan penggunaan telur ayam berembrio usia 8 hingga 9 hari, yang memperlihatkan pertumbuhan pembuluh darah baru dihambat dan menyulitkan sel kanker mendapat oksigen, serta nutrisi sehingga sel kanker tersebut akan mati
“Setelah dilakukan penelitian ditemukan bahwa daun tin dapat menghambat pertumbuhan pembuluh darah baru atau yang disebut anti angiogenesis,” pungkasnya
Adanya penelitian ini, Prof Irwan berharap agar kasus penyakit keganasan seperti tumor ganas atau kanker yang terjadi pada hewan, dapat dicegah, ditunda, atau dihentikan perkembangan sel kankernya, dengan mudah dan murah, karena bahan herbal yang mudah didapat. (jel/hdl)