Jakarta (pilar.id) – Upaya pemenuhan gizi untuk ibu hamil dan bayi menjadi salah satu perhatian Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam upaya pencegahan stunting di Indonesia.
Bahkan dalam upaya pencegahan stunting, Presiden Jokowi meminta kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk tidak lagi memberikan biskuit pada bayi dan ibu hamil.
Presiden Jokowi meminta Kemenkes mengganti biskuit yang biasanya diberikan ke puskesmas dengan makanan yang lebih bergizi. Sehingga, kebutuhan gizi bayi dan ibu hamil bisa tercukupi dan terhindar dari stunting.
Pemberian biskuit untuk bayi dan ibu hamil melalui pukesmas dan posyandu, menurut Presiden Jokowi, harus diganti dengan makanan tinggi protein.
“Karena yang lalu-lalu saya lihat di lapangan dari kementerian masih memberi biskuit pada anak, mencari mudahnya. Saya tahu, lelangnya gampang, kalau telur, ikan kan gampang busuk, gampang rusak telur. Ini mudah, cari mudahnya aja, jangan dilakukan lagi. Kalau anaknya, bayinya, harus diberikan telur, ya telur. Diberikan ikan, ya ikan,” tegas Presiden.
Perintah untuk mengganti biskuit dengan makanan protein tinggi tersebut, disampaikan oleh Presiden Jokowi saat membuka Rakernas Program Banggakencana dan Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2023, di Auditorium BKKBN, Jakarta, pada Rabu, 25 Januari 2023.
Selain itu, Presiden juga meminta agar setiap daerah di Indonesia memiliki data yang akurat dan rinci terkait kondisi setiap bayi yang ada di daerah tersebut. Sehingga, penyuluh akan lebih mudah dalam melakukan pendampingan terhadap keluarga yang memiliki bayi dengan kondisi stunting.
Presiden mencontohkan Kabupaten Sumedang yang sukses memanfaatkan teknologi digital melalui sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE) untuk percepatan penanganan stunting.
“Jadi mestinya kita harus secepatnya secara nasional memiliki itu. Sehingga tembakannya menjadi jelas, sasarannya menjadi jelas. Karena jumlah balita yang ada di negara kita juga bukan jumlah yang kecil 21,8 juta,” ucap Presiden.
Selain itu, pihak swasta juga diharapkan dapat dilibatkan dalam upaya penurunan stunting di Indonesia. Presiden menyebut Kabupaten Kampar yang dinilai telah berhasil menurunkan tingkat stunting dengan melibatkan perusahaan-perusahaan yang ada di sana.
“Yang stunting (di Kabupaten Kampar) dititipkan kepada perusahaan-perusahaan, ada bapak asuhnya, titip 50, titip 200, titip 300, akhirnya bisa turun drastis,” imbuhnya.
Tidak hanya itu, Presiden juga menekankan pentingnya penyuluhan dan pemberian edukasi bagi masyarakat mengenai makanan dan gizi untuk anak. Presiden tidak ingin kasus seorang ibu memberikan minum kopi saset kepada bayinya kembali terjadi di Indonesia.
“Sekali lagi, yang namanya penyuluhan-penyuluhan penting. Karena memang kata ibunya ini bermanfaat, kopi susu saset ini karena ada susunya. Hati-hati,” ujar Presiden. (fat)