Surabaya (pilar.id) – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menerima kunjungan Maulana Al-Sheikh Afeefuddin Bin Abdul Qadir Mansoor Al Jailani, ulama besar asal Baghdad, Irak, yang juga merupakan cicit dari Syeikh Abdul Qadir Al Jailani.
Pertemuan berlangsung di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (14/7/2023). Selama kunjungannya ke Surabaya, ulama muslim dari Irak tersebut juga mendoakan keselamatan Jawa Timur dan bangsa Indonesia serta agar terhindar dari bencana akibat cuaca ekstrem yang dipicu oleh dinamika atmosfer di sekitar wilayah Indonesia.
“Insya Allah, kami mendoakan keberkahan yang melimpah bagi seluruh masyarakat Indonesia, terutama di Jawa Timur, diberi kesehatan yang sempurna, serta dikaruniai nikmat di dunia dan akhirat. Semoga masyarakat Indonesia tetap bersatu dengan kebahagiaan yang kekal hingga di akhirat,” kata Sheikh Afeefuddin.
Maulana Sheikh Afeefuddin menyatakan kebahagiannya dapat berkunjung kembali ke Indonesia, khususnya Jawa Timur.
Ia juga mengungkapkan rasa cintanya kepada Indonesia karena banyak masyarakat yang membaca kisah Syeikh Abdul Qadir Al Jailani dan mengikuti tarekat terbesar di dunia, yaitu Tarekat Qodiriyah. Selama kunjungannya, Maulana Sheikh Afeefuddin memberikan sebuah tasbih khusus kepada Khofifah sebagai buah tangan.
“Pesan dari tarekat ini adalah cinta dan kasih, sehingga para pengikut tarekat menjadi bersaudara. Saling mencintai antara kyai, ulama, dan tokoh-tokoh ini adalah anugerah yang sangat besar dari Allah,” tambahnya.
Maulana Al-Sheikh Afeefuddin bin Abdul Qadir Mansoor Al-Jailani merupakan seorang ulama yang terkait dengan tarekat Qodiriyah-Naqsyabandiyah. Tarekat ini adalah salah satu cabang tarekat sufi dalam Islam yang memiliki banyak pengikut di berbagai negara, terutama di Timur Tengah dan Asia Selatan.
Maulana Al-Sheikh Afeefuddin adalah keturunan langsung dari Syeikh Abdul Qadir al-Jailani, seorang tokoh sufi terkenal dari abad ke-12 yang dikenal sebagai Al-Ghawth Al-A’zam (Pertolongan Terbesar). Syeikh Abdul Qadir al-Jailani adalah pendiri Tarekat Qadiriyah. Saat ini, Maulana Sheikh Afeefuddin tinggal di Kuala Lumpur, Malaysia.
Dalam sambutannya, Khofifah menyampaikan terima kasih karena Maulana Syeikh Afeefuddin bersama istri masih menyempatkan diri untuk berkunjung ke Jawa Timur. Kunjungan ini mengingatkannya akan sosok Gus Dur saat berkunjung ke masjid Syekh Abdul Qadir Al-Jailani di Baghdad, Irak.
“Pada kesempatan itu, Gus Dur shalat di sana, dan pada saat yang sama, terlihat sosok yang teridentifikasi sebagai Syekh Abdul Qadir Al-Jailani juga shalat bersama Gus Dur. Menurut cerita yang saya dengar, saat itu Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengenakan jubah abu-abu tua. Jadi, ketika saya hadir dalam majelis maulidur rasul di Majelis Habib Muhammad di Bangil, saya langsung teringat cerita Gus Dur saat shalat bersama Syekh Abdul Qadir Al-Jailani yang juga mengenakan jubah abu-abu tua,” cerita Khofifah.
Khofifah juga menyebut bahwa Almarhum Gus Dur pernah bercerita tentang keinginannya menjadi pimpinan Tarekat Qodiriyah Wanaqsabandiyah Asia Pasifik. Di Jawa Timur, mayoritas penduduk mengamalkan kisah Syekh Abdul Qadir Al-Jailani.
“Kami berharap pertemuan majelis keilmuan ini semakin mendekatkan kita pada ajaran Syekh Abdul Qadir Al-Jailani. Beliau mengajarkan berbagai aspek kehidupan sosial dan keagamaan dengan penuh kemurahan hati dan kasih sayang. Semoga kita semua dapat bersama Syekh Abdul Qadir Al-Jailani masuk surga Allah, Amin,” harapnya.
Selain itu, Khofifah menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus berupaya meningkatkan sumber daya manusia (SDM), khususnya santri dan guru agama, dengan memberikan beasiswa untuk jenjang S1, S2, dan S3. Tahun ini merupakan tahun ketiga Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengirimkan beasiswa ke Universitas Al Azhar di Kairo, Mesir.
“Ini adalah upaya Jawa Timur untuk terus berkontribusi dan memberikan pembaruan dalam kehidupan keagamaan, bukan hanya bagi Jawa Timur, tetapi juga bagi Indonesia dan dunia,” tutur Khofifah.
Pertemuan keilmuan di Gedung Negara Grahadi dihadiri oleh puluhan kiai pengasuh pondok pesantren di Jawa Timur, para mursyid tarekat al-Muktabaroh, Habaib, pengurus MUI Jawa Timur, jajaran kepala OPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, serta sejumlah kepala daerah, termasuk Bupati Lumajang, Bupati Jombang, Wali Kota Mojokerto, Bupati Madiun, Ketua PW Muslimat NU Jawa Timur, dan Wakil Ketua MUI Jawa Timur. (usm/hdl)