Surabaya (pilar.id) – Dalam memperkenalkan karya mahasiswanya. Fakultas Desain Fashion dan Tekstil (DFT) Universitas Kristen Petra (UK. Petra) Surabaya . Menggelar pemeran fashion bertajuk Innofashion Fair 2021, Pamerkan Karya Mahasiswa dengan Konsep Zero Waste, yang juga diselenggarakan secara online dengan mengakses Instragram dft.ukpetra, atau web fashion.petra, serta YouTube petra.id/Youtube_Innofasion).
Pameran yang berlokasi di galeri gedung Q, UK. Petra ini, dibuka pada 16 Desember 2021 akan berlangsung sampai tanggal 18 Desember 2021. Berdasar keterangan Poppy Fitratwentytyna Nilasari, dosen dari Desain Fashion dan Tekstil ini, menjelaskan, jika DFT tiap tahunnya mengadakan acara serupa dengan ini
” Setiap semester Gasal kami mengadakan acara serupa yang kita beri nama innofashion fair, sedang di semester genap kami namakan innofashion show, jadi agenda tahunan,” jelasnya.
Dalam pameran yang akan berlangsung selama 3 hari ini, memajang karya mahasiswa dari tiga angkatan, yaitu 2019, 2020 dan 2021, dengan total karya yang dipamerkan berjumlah 24 karya, baik dari desain baju dua dimensi, gaun, kebaya, kimono serta model baju lainnya.
Tema Zerowaste dipilih pada tahun ini, menurut Poppy merupakan bentuk kepedulian para desainer terhadap sampah kain yang mengotori bumi
“Tema ini dipilih karena kami melihat bahwa banyak sampah sisa kain yang mulai mengkhawatirkan di bumi. Oleh karena itu, kami meminta, mahasiswa dapat memanfaatkan semua kain, menjadi satu baju, sisa kain dibuat kreatif fabric,” ucap wanita berambut pendek ini.
Lebih lanjut, Poppy menjelaskan jika model baju yang dibuat berdasarkan kurikulum DFT, yaitu dari semester 1 menggambar desain dua dimensi, di semester 3 sudah mulai membuat pola dan memotong kain, tetapi masih diperbolehkan dijahit oleh orang lain. Hingga di semester 5, mahasiswa wajib membuat desain baju, kreatif fabric, memotong dan menjahit sendiri.
“Jadi pameran ini merupakan kumpulan dari tugas akhir, memang belum semua, karena ada beberapa mahasiswa kita berada di luar kota, bahkan luar pulau Jawa,” paparnya.
Dalam pembuatan busananya, salah satu desainer bernama Brigitta Halim. Dirinya menceritakan, jika pembuatan kimono yang ia rancang membutuhkan waktu 2 minggu dan memiliki tingkat kesulitan tersendiri.
” Tingkat kesulitannya karena kita handmade pake tangan, sulitnya jahit satu-satu, di setrika satu-satu, lipet-setrika-jahit. Ini waktu cukup lama setiap creative fabricnya,” helas mahasiswa semester 5 ini.
Tak hanya itu, Briggita juga menjelaskan cara mewujudkan pakaian zerowaste yang dimaksud, yaitu dengan membentuk kimono berpola kotak, dan menyisahkan sisa kain yang masih bisa digunakan sebagai creative fabric atau untuk project selanjutnya.
Adanya pameran fashion bertema zerowaste, Poppy berharap mahasiswa dapat memaksimalkan bahan yang ada dalam menghasilkan karya dan meminimalisir sampah kain. (jel)