Yogyakarta (pilar.id) – Dalam rangka meningkatkan literasi masyarakat terkait keamanan pangan, Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman menggelar Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) Keamanan Pangan dan Penggunaan Obat, Senin (17/10/2022).
Kegiatan ini menyasar elemen masyarakat, sebagaian besar Kader kesehatan dari 7 Puskesmas di Kabupaten Sleman, serta duta kesehatan milenial.
Dalam penjelasannya, pada KIE Keamanan Pangan dan Pengunaan Obat, para kader mendapatkan tiga pemaparan antara lain mengenai keamanan pangan, mengenal izin edar pangan olahan obat tradisional dan kosmetik dari Balai Besar POM DIY.
Pemberdayaan masyarakat untuk keamanan pangan ini dilakukan oleh dr. Supriyadi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada, serta pengelolaan obat dan Dapatkan, Gunakan, Simpan, Buang (DABUSIBU) yang ditujukan agar masyarakat lebih paham mengenai obat oleh apoteker.
Sub Koordinator Kelompok Substansi Farmasi dan Kesehatan Masyarakat, Gunanto menuturkan event terselenggara dalam rangka menyebarluaskan informasi terkait dengan keamanan pangan dan penggunaan obat.
Pasalnya, kedua hal tersebut menjadi komoditas atau sesuatu yang erat dengan kehidupan sehari-hari dan menjadi sangat penting utnuk bisa menggunakan, memilih dan juga hal-hal yang berkaitan pengelolaan pembuangan.
“Dari kita berupaya menekan angka kejadian penyakit mortalitas namun kalau tidak didukung masyarakat tentu jadi hal yang akan sangat berat untuk kita capai. Harapannya setelah mendapatkan informasi ini, monggo untuk bisa disebarluaskan di wilayah masing-masing,” kata Gunanto, Senin(17/10/2022).
Sementara itu, dr. Esti Kurniasih mengatakan kesehatan merupakan permasalahan yang sampai saat ini masih menjadi problema atau permasalahan bersama.
Bukan hanya dari bidang kesehatan namun, masyarakat juga mempunyai peran yang besar sebab kesehatan berawal dari bagaimana perilaku masyarakat itu sendiri.
Esti menambahkan, saat ini terdapat pola pergeseran penyakit dari infeksi ke penyakit tidak menular. “Ini didominasi perilaku manusia,” katanya.
Bagaimana manusia bergerak untuk memulai berperilaku hidup bersih dan sehat, itu kuncinya. Dan utamanya memang perilaku bagaimana masyarakat kita mengkonsumsi makanan yang sehat dan aman.
Masyarakat diharapkan mempunyai informasi yang benar terkait bagaimana makanan yang sehat dan aman, bagaimana pemakaian obat yang bijaksana, itu yang perlu kita berikan pada masyarakat.
“Penyakit yang kunjungan di puskesmas bergeser, penyakit hipertensi dan Diabetes Melitus (DM) itu menduduki rangking pertama dan kedua,“ terangnya.
Lebih lanjut, kedua penyakit ini mulai diidap oleh remaja bahkan anak-anak mulai usia 10 tahun. Menurutnya, salah satu faktor berkaitan erat dengan perilaku manusia itu sendiri, bagaimana perlunya pengetahuan memilih makanan yang sehat dan aman.
“Apalagi, seiring dengan kemajuan zaman yang selaras era digitalisasi informasi sangat mudah didapat, selain itu didukung dengan aktivitas fisik, dan Gerakan Hidup Sehat,” tutupnya. (riz/hdl)