Jakarta (pilar.id) – Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bekerja sama dengan Systra, konsultan internasional, guna menelusuri kendala yang dihadapi oleh Layanan Rel Terpadu (LRT) Jabodebek. Langkah ini diambil untuk mempercepat pemulihan pelayanan yang sempat mengalami gangguan.
Direktur Jenderal Perkeretaapian, Risal Wasal, menyatakan bahwa kehadiran Systra diharapkan dapat memberikan masukan yang holistik untuk mengatasi masalah pada roda LRT Jabodebek. “Kami berfokus pada solusi agar kendala yang terjadi dapat segera diatasi dan pemenuhan headway 7,5 menit dapat segera terwujud,” ujarnya di Jakarta beberapa waktu lalu.
Terkait dengan upaya penanganan, Risal menyebut bahwa proses pembubutan roda masih berlangsung dan diharapkan segera diselesaikan. Selain itu, pihak operator telah mengadakan mesin bubut tambahan untuk mempercepat perbaikan roda.
Lebih lanjut, Risal menjelaskan bahwa tindakan penanganan tidak hanya terbatas pada pembubutan roda, melainkan juga melibatkan peningkatan profil permukaan dan pemberian cairan pelumas pada rel LRT Jabodebek. “Setelah dilakukan proses grinding dan pelumasan, roda tidak menunjukkan tanda-tanda keausan, sehingga trainset (TS) yang beroperasi saat ini dalam kondisi aman dan tidak memerlukan penggantian,” terang Risal.
Mengenai kondisi keausan roda LRT Jabodebek, Risal menyampaikan bahwa kasus serupa pernah terjadi di negara lain dan berhasil diatasi dengan penanganan serupa. “Kasus serupa pernah terjadi di Athena dan Kolombia, dan dapat diselesaikan setelah dilakukan grinding dan pelumasan. Kami memastikan bahwa saat ini LRT Jabodebek beroperasi dalam kondisi aman,” tambahnya.
Risal juga mengapresiasi para pengguna LRT Jabodebek yang tetap mendukung pergeseran dari kendaraan pribadi ke angkutan umum. Hal ini tercermin dari peningkatan jumlah penumpang KRL Jabodetabek di stasiun-stasiun yang terintegrasi dengan LRT Jabodebek, seperti Stasiun Sudirman dan Stasiun Cawang, yang mengalami lonjakan sebesar 35 persen sejak LRT Jabodebek dioperasikan.
“DJKA akan terus berusaha menambah jumlah trainset untuk memenuhi permintaan penumpang, sehingga masyarakat dapat dilayani dengan lebih baik dan lebih efisien,” tutup Risal. (usm/hdl)