Jakarta (pilar.id) – Dalam hasil simulasi Lembaga Survei Indonesia (LSI) terkait Pilpres 2024, tingkat keterpilihan atau elektabilitas bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto terlihat bersaing ketat.
Dyajadi Hanan, Direktur Eksekutif LSI, mengungkapkan bahwa dalam simulasi pertama yang melibatkan 19 nama tokoh berpotensi menjadi capres, elektabilitas Ganjar dan Prabowo terlihat sangat bersaing. “Prabowo paling banyak dipilih oleh 25,3 persen responden, sedangkan Ganjar mendapatkan 25,1 persen,” ungkap Dyajadi dalam presentasi hasil survei secara daring pada Selasa.
Sementara itu, Anies Baswedan berada di peringkat ketiga dengan elektabilitas sebesar 15,4 persen. Elektabilitas mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut jauh tertinggal dari Ganjar dan Prabowo.
Dyajadi menyebutkan bahwa tokoh-tokoh lain dalam simulasi tersebut masih memiliki elektabilitas yang rendah. Oleh karena itu, LSI melakukan pengerucutan dengan menyimulasikan tiga nama, yaitu Ganjar, Prabowo, dan Anies Baswedan. Sekali lagi, elektabilitas Prabowo dan Ganjar hanya terpaut tipis.
Prabowo memperoleh elektabilitas sebesar 35,8 persen, sementara Ganjar memperoleh 32,2 persen. Di sisi lain, elektabilitas Anies hanya mencapai 21,4 persen. “Sekitar 10,6 persen responden belum menentukan pilihan,” tambahnya.
Survei LSI dilakukan pada periode 1-8 Juli 2023 dengan metode wawancara melalui sambungan telepon kepada responden. Pemilihan sampel dilakukan menggunakan metode random digit dialing (RDD) atau teknik pemilihan sampel melalui pembangkitan nomor telepon secara acak.
Dengan menggunakan teknik RDD, sebanyak 1242 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan skrining. Margin of error survei diperkirakan sekitar 2,8 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen, berdasarkan asumsi simple random sampling. (usm/hdl)