Tegal (pilar.id) – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menekankan pentingnya konsistensi dalam pengelolaan sampah dari awal hingga akhir. Edukasi yang berkelanjutan harus terus dilakukan agar pengelolaan sampah dapat memberikan nilai tambah.
Beberapa contoh pengelolaan sampah di daerah dapat dijadikan model untuk gerakan besar dalam menangani persoalan sampah, termasuk pengembangan ekonomi sirkular.
Ganjar menyampaikan hal ini dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup Dunia 2023 tingkat Provinsi Jawa Tengah yang dihadiri sekitar 1.000 orang.
Acara tersebut melibatkan pelajar, perwakilan 150 Sekolah Adiwiyata, kader dan aktivis lingkungan, serta perwakilan dari berbagai OPD di tingkat provinsi dan kabupaten.
Ganjar menekankan pentingnya peran pelajar dalam edukasi tentang persoalan dan pengelolaan sampah. Mereka diajarkan untuk mencintai lingkungan, melakukan aksi nyata seperti menanam pohon, dan memilah sampah di rumah.
Potensi ekonomi sirkular di Jawa Tengah sangat tinggi mengingat jumlah sampah mencapai sekitar 6,3 juta ton per tahun, dengan sekitar 17,8 persen di antaranya adalah sampah plastik. Dengan pengelolaan yang baik melalui ekonomi sirkular, sampah tersebut dapat menjadi sumber nilai tambah yang besar.
Dalam upaya pengelolaan sampah yang lebih efektif, Ganjar mendorong penggunaan aplikasi yang memudahkan proses pengelolaan sampah.
Contohnya adalah aplikasi Jeknyong di Banyumas yang memfasilitasi penjemputan sampah yang sudah dipilah oleh masyarakat dan dibawa ke tempat pengolahan. Ganjar berpendapat bahwa aplikasi semacam itu dapat direplikasi di daerah lain.
Ganjar juga mengajak masyarakat untuk semakin peduli terhadap lingkungan, terutama dalam menghadapi perubahan iklim global dan potensi kemarau yang panjang. Selain menjaga ketahanan pangan, pengelolaan sampah juga menjadi hal yang penting agar tidak menimbulkan penyakit.
Beberapa daerah di Jawa Tengah, seperti Banyumas dan Tegal, telah menjalankan program-program pengelolaan sampah yang berhasil, seperti Jeknyong dan Merdeka Sampah. Ganjar menegaskan bahwa gerakan semacam itu harus terus berlanjut agar pengelolaan sampah dapat berhasil.
Ganjar berharap bahwa anak muda yang memiliki inisiatif dalam pengelolaan sampah, seperti melalui aplikasi Jeknyong, dapat didorong dan menjadi bagian dari gerakan besar untuk menyelesaikan persoalan sampah. Dengan demikian, lingkungan akan menjadi lebih baik, dengan banyak tanaman hijau, dan ekonomi sirkular yang terwujud melalui pengelolaan sampah. (hdl)