Kupang (pilar.id) – Ganjar Pranowo, Calon Presiden RI 2024, mengadakan pertemuan dengan ulama dan tokoh masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) di Kantor MUI NTT.
Dalam diskusi yang berlangsung pada Jumat (1/12/2023), para ulama dan tokoh masyarakat menyampaikan berbagai aspirasi, termasuk mengenai pentingnya menjaga toleransi, peningkatan kualitas pendidikan, kesejahteraan guru agama, dan upaya bersama dalam memberantas korupsi.
Ganjar Pranowo, yang sedang melakukan safari politik di Kota Kupang, mendapatkan sambutan antusias dari ulama dan tokoh masyarakat setempat. Gasim, salah satu tokoh masyarakat Kupang, menyoroti peran ulama dalam menentukan arah pembangunan bangsa. Dia menekankan pentingnya keterlibatan ulama dan tokoh agama dalam proses pengambilan kebijakan pemerintah.
“Penting untuk melibatkan ulama dan tokoh agama dalam mengambil kebijakan, karena mereka memiliki peran strategis dalam menentukan arah pembangunan bangsa,” ujar Gasim.
Gasim juga menyoroti isu pendidikan, menyatakan bahwa pendidikan memiliki peran kunci dalam membangun generasi bangsa. Selain itu, ia menekankan pentingnya keberanian dalam memberantas korupsi. “Jangan sampai ada korupsi lagi di negeri ini. Kalau perlu kita miskinkan para koruptor,” tegasnya.
Ganjar Pranowo merespons positif aspirasi tersebut, menyatakan bahwa visi-misinya sebagai Calon Presiden sejalan dengan amanat yang disampaikan oleh ulama dan tokoh masyarakat. “Tokoh agama memiliki peran penting, terutama dalam menjaga toleransi,” kata Ganjar.
Dalam konteks pendidikan, Ganjar membagikan pengalamannya sebagai Gubernur Jawa Tengah yang menginisiasi program pemberian insentif kepada guru keagamaan non formal. Hingga tahun 2023, sebanyak 230.830 guru agama non formal telah menerima insentif sebesar Rp1,2 juta per tahun.
“Tidak banyak, tapi itu bentuk perhatian kami pada guru keagamaan. Pendidikan harus membentuk intelektualitas, emosionalitas, dan religiusitas anak didiknya,” ungkap Ganjar.
Ganjar Pranowo, yang berpasangan dengan Mahfud MD, juga menegaskan komitmennya dalam memberantas korupsi. “Koruptor harus dihukum seberat-beratnya agar memiliki efek jera,” tegasnya.
Pertemuan ini menjadi momentum penting dalam merajut sinergi antara tokoh agama, tokoh masyarakat, dan pemimpin politik untuk menciptakan pembangunan yang inklusif dan berkeadilan di NTT. (rio/hdl)