Gresik (pilar.id) – Sebuah gang di Jalan HOS Cokroaminoto 3, Gresik, Jawa Timur sepi di Sabtu sore (8/4/2023). Sejumlah motor dan orang-orang lalu-lalang denga jeda beberapa menit melintasi gang di kawasan kota lama Gresik ini.
Di ujung gang, coretan tanpa arti menghiasi dinding bangunan tua dengan cat memudar dan ditumbuhi vegetasi liar.
Menjelang senja, gang sepanjang kurang lebih 90 meter ini berbalut pendar ratusan lentera. Nyala ratusan lentera yang dikenal sebagai Damar Kurung ini seperti menyembunyikan kesan kusam kawasan ini untuk sementara waktu.
Damar Kurung, bagi warga kota Gresik adalah penanda hadirnya bulan ramadan. Menurut Novan Effendy, pendiri Damar Kurung Institute, di masa lalu kerajinan berbahan kertas dan kayu dengan citra kehidupan sehari-hari ini biasa diperjualbelikan sebagai hadiah bagi anak-anak di sekitar pelabuhan Gresik, sebelum populer dijual di gang makam Telogo Pojok.
Lewat Damar Kurung Festive 2023, warisan seni budaya masyarakat Gresik ini kembali dikemukakan mulai 1-9 April 2023. Melibatkan anak-anak sekolah dasar yang menggambar pada lentera, pendar ratusan cahaya Damar Kurung dengan gambar-gambarnya menjadi memori visual masa kini dan nanti. (muk/hdl)