Surabaya (pilar.id) – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, melakukan kunjungan ke Rumah Potong Hewan (RPH) Halal Pegirian, Surabaya, dalam rangka memastikan kesiapan jelang perayaan Idul Adha 1444 H. Kunjungan tersebut dilakukan pada Sabtu (24/6/2023).
Kedatangan Gubernur Khofifah bertujuan untuk memeriksa hewan kurban yang telah siap untuk disembelih serta melihat langsung persiapan peralatan yang akan digunakan dalam proses penyembelihan hewan kurban. Selain itu, ia juga memastikan keberadaan juru sembelih halal yang bertugas di RPH Pegirian Surabaya.
Selama kunjungan, Gubernur Khofifah juga meninjau ruang pemotongan hewan yang dalam keadaan bersih dan dilengkapi dengan lafal basmalah di sisi kanan dan kiri tembok. Tujuannya adalah agar para penyembelih selalu mengingat untuk mengucap basmalah sebelum memulai proses penyembelihan.
“Kami mengapresiasi bahwa di sini hewannya sehat, didampingi oleh dokter hewan, dan juga sudah ada juleha (juru sembelih halal) yang memiliki sertifikat,” ujar Gubernur Khofifah.
Selain mengunjungi RPH Pegirian, Gubernur Khofifah juga memberikan imbauan kepada seluruh RPH di Jawa Timur untuk menerapkan prinsip Animal Welfare atau kesejahteraan hewan dalam proses persiapan hewan kurban.
“Kami mengimbau agar dalam penyembelihan hewan kurban nanti harus menggunakan prinsip animal welfare. Selain memberikan manfaat bagi kesehatan hewan kurban dan konsumen, prinsip kesejahteraan ini juga sesuai dengan ajaran agama. Oleh karena itu, kita harus menuju ke arah itu. Hewan kurban tidak boleh dibanting, tetapi harus direbahkan,” papar Gubernur Khofifah.
Dalam penjelasannya, Gubernur Khofifah menjelaskan beberapa prinsip Animal Welfare yang perlu diperhatikan. Antara lain, melarang pembantingan hewan, menyembelih hewan dengan menggunakan pisau yang tajam, memberikan pakan kepada hewan sebelum proses penyembelihan, dan memastikan kesehatan hewan dalam pengawasan yang baik.
“Pada sapi dengan berat di atas 800 kg, dalam proses pemotongan harus dihindari pembantingan. Kita harus melakukan perbaikan proses. Beberapa tahun lalu, saya melihat ada alat di Balai Besar Inseminasi Buatan di Singosari. Teknik pengangkatannya menggunakan alat hidrolik sehingga hewan kurban dapat direbahkan saat penyembelihan,” jelasnya.
“Selain itu, pisau yang digunakan harus tajam. Sebelum proses penyembelihan, kesehatan hewan kurban harus menjadi perhatian utama kita. Hewan harus diberi pakan yang baik dan kesehatannya harus diawasi,” tambahnya.
Gubernur Khofifah memberikan pujian kepada RPH Halal Pegirian atas perhatian yang diberikan terhadap kesejahteraan hewan kurban. Hewan kurban yang telah dibeli atau disediakan oleh RPH tersebut ditempatkan di ruang terbuka yang terlindung dari sinar matahari, dengan pakan yang cukup dan kebersihannya terjaga.
RPH Pegirian juga telah mendatangkan tim dokter hewan dari Universitas Airlangga Surabaya untuk memantau kesehatan hewan tersebut.
“Saya melihat hal yang luar biasa di sini karena sapi dan kambing yang sudah dibeli atau disediakan, makanannya sudah disiapkan dan kesehatannya dipantau oleh dokter hewan hingga saat penyembelihan hewan kurban. Melalui kunjungan ini, kita dapat membangun komitmen bersama bahwa hewan ternak juga harus diperlakukan dengan baik,” ujar Gubernur Khofifah.
Gubernur Khofifah menekankan bahwa kesejahteraan hewan berhubungan dengan kesejahteraan masyarakat. Jika hewan kurban sehat, hal itu akan membawa kebaikan bagi mereka yang berkurban dan mengonsumsinya.
“Proses pemotongan hewan kurban adalah hal yang konvergen. Jika hewan ternak yang menjadi kurban sehat, sudah dalam pemantauan, memenuhi syarat, dan proses penyembelihannya mengedepankan prinsip animal welfare, maka yang mengonsumsinya juga akan sehat. Daging yang dihasilkan akan halal dan baik,” tegasnya.
Di akhir kunjungan, Gubernur Khofifah mengingatkan semua RPH di Jawa Timur untuk selalu memperlakukan hewan ternak dengan baik sebagai bagian dari syariat dan syarat kurban. Hal tersebut harus dilakukan tidak hanya saat Idul Adha, tetapi juga dalam kesempatan lainnya.
“Tempat-tempat pemotongan hewan, termasuk hewan kurban, mari kita tingkatkan penerapan prinsip animal welfare. Selain memenuhi standar kesehatan, tentunya juga harus memenuhi syarat sebagai hewan kurban menurut syariat. Semoga segala sesuatunya berjalan lancar dan ibadah kita diterima oleh Allah,” harapnya. (hdl)