Surabaya (www.pilar.id) – Kegiatan mendongeng pada umumnya biasa dilakukan oleh orang tua sebagai cara untuk menidurkan anaknya saat malam hari, dengan cerita-cerita legenda ataupun dongeng bahkan cerita yang dibuat sendiri.
Namun kebanyakan orang tua sekarang, jarang bahkan tidak pernah mendongengkan sebuah cerita kepada anaknya. Hal itulah yang disayangkan oleh Harris Rizki, seorang pendongeng dari Indonesia yang sudah menggeluti profesinya sejak tahun 2005.
Harris bercerita jika selama dirinya mendongeng di banyak tempat, kebanyakan anak-anak sangat antusias menyimak cerita dan paham akan nilai-nilai yang ada dibalik cerita yang dibawakannya
“Dulu pernah ada seorang anak kecil yang datang ke ruang ganti saya sambil nangis dan ia bilang, kalau dia tidak mau saya tinggal dan harus mendongeng untuk dirinya terus, karena orang tuanya tidak pernah mendongengkan cerita,” kenang laki-laki 38 tahun ini.
Maka dari itu, Harris tak hanya menjadi pendongeng, namun beberapa kali juga menjadi pemateri dalam acara yang berkaitan tentang cara pola asuh orang tua dalam tumbuh kembang anak, demi membentuk komunikasi yang baik antara anak dan orang tua, serta sebagai bentuk motivasi anak dari cerita-cerita yang di bagikan
” Dalam acara seperti itu, saya selalu berpesan ke pada orang tua, agar menyempatkan waktu untuk anak untuk bercerita atau mendongeng, meski sesibuk-sibuknya orang tua mencari nafkah, karena anak perlu di perhatikan,” tutur mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia Universitas Negeri Surabaya (UNESA) angkatan 2001 ini. Ditambahkannya jika sampai saat ini, dirinya masih sulit menyadarkan orang tua, karena banyak orang tua yang lebih mementingkan finansial.
Karir Harris sebagai pendongeng mengalami beberapa transformasi, di mulai hanya mengandalkan gerak tubuh, selanjutnya di tahun 2015, ia mulai memakai boneka anak laki-laki sebagai partner manggungnya yang diberi nama Ayis sampai sekarang. Ayis sendiri adalah plesetan nama Harris yang diucapkan pelat oleh beberapa anak kecil saat memanggil namanya, sembari memakai hidung palsu dan kacamata hitam sebagai ciri khas lainnya
“Saya mencoba mengkombinasikan antara pendongeng Ria Enes dan Susan, tapi ini versi laki-lakinya dan kacamata hitam seperti Almarhum Pak Raden yang juga pendongeng Indonesia yang saya kagumi,” jelasnya saat ditemui di SDI Al-Mizan Surabaya.
Ia mengaku pekerjaannya sempat hampir vakum, karena pandemi yang tak membolehkan orang berkerumun “Tapi sekarang udah mulai normal lagi,” ucapnya.
Saat ini, Kak Harris panggilannya ketika manggung, telah memiliki program tv mendongeng sendiri di salah satu stasiun tv swasta di Surabaya dan di beberapa Radio di Jawa Timur. (jel)