Jakarta (pilar.id) – PT PLN (Persero) menyatakan optimisme terhadap peran Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata sebagai etalase percepatan transisi energi menuju Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060. Sebagai PLTS terbesar di Asia Tenggara dan yang ketiga terbesar di dunia, PLTS Terapung Cirata mampu mengurangi emisi karbon sebesar 214 ribu ton per tahun.
Proyek ini merupakan hasil kerjasama antara Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) dan melibatkan subholding PLN Nusantara Power dengan Masdar. Dibangun di atas waduk Cirata seluas 200 hektare, PLTS ini memiliki kapasitas produksi energi hijau sebesar 192 Megawatt peak (MWp), mampu menyuplai listrik untuk 50 ribu rumah.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyatakan keyakinannya bahwa kapasitas produksi PLTS Terapung Cirata masih dapat dioptimalkan hingga 1,2 Gigawatt peak (GWp) dengan memanfaatkan sebagian kecil dari luas total waduk Cirata.
“Kapasitas PLTS Terapung Cirata masih bisa dikembangkan lebih besar lagi, dengan total potensi maksimum mencapai sekitar 1,2 GWp apabila memanfaatkan 20 persen dari luas total waduk Cirata,” ujar Arifin.
Pengembangan PLTS skala besar ini diharapkan dapat menarik industri pembuatan bahan baku solar PV di Indonesia, meningkatkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN), dan mendukung transisi energi nasional.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menegaskan bahwa PLN berkomitmen untuk mempercepat transisi energi di Indonesia. PLN juga mengembangkan infrastruktur green enabling transmission line dan smart grid sebagai bagian dari skema ARED (Accelerating Renewable Energy Development) di PLTS Terapung Cirata.
“Listrik dari PLTS Apung Cirata ini adalah 20 kilovolt (kV) yang kemudian kami sambungkan di gardu induk, yang kemudian diubah menjadi 150 kV dan langsung masuk ke transmisi Jawa-Bali,” jelas Darmawan.
PLN berfokus untuk meningkatkan bauran Energi Baru dan Terbarukan (EBT) hingga 75 persen atau setara dengan 61 GW sampai tahun 2040. Proyek ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pencapaian target tersebut.
PLTS Terapung Cirata juga mendapat apresiasi dari Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto. “Selamat bagi PLN dan juga hari ini kerja sama dengan Masdar. Dengan komposisi kepemilikan 51 persen adalah PLN, 49 persen adalah Masdar, ini sekaligus untuk menjadi semacam best practice bagaimana pengelolaan PLTS dalam skala cukup besar,” kata Sugeng. (riq/ted)