Surabaya (pilar.id) – Jawa Timur mengukuhkan posisinya sebagai provinsi yang memiliki desa mandiri terbesar di Indonesia. Hasil pemutakhiran Indeks Desa Membangun (IDM) 2023 menunjukkan bahwa Jatim memiliki jumlah desa mandiri yang tertinggi di Indonesia.
Berdasarkan Keputusan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 174 Tahun 2023 mengenai status kemajuan dan kemandirian desa tahun 2023, Jatim mencatatkan 2.800 desa dengan status mandiri, 3.674 desa maju, dan 1.247 desa berkembang.
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, menjelaskan bahwa dari total 11.456 desa mandiri di seluruh Indonesia, sebanyak 24,44 persen atau 2.800 desa mandiri berada di Jatim. Prestasi ini menjadikan Jatim sebagai provinsi penyumbang desa mandiri terbanyak di Indonesia.
Provinsi Jawa Barat (Jabar) berada di posisi kedua dengan memiliki 1.828 desa mandiri (15,97 persen), sementara Kalimantan Barat (Kalbar) menempati posisi ketiga dengan 877 desa mandiri (7,66 persen). Sedangkan Jawa Tengah (Jateng) berada di urutan keempat dengan 825 desa mandiri (7,21 persen).
Prestasi Jatim dalam jumlah desa mandiri mengalami peningkatan drastis dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun 2022, terdapat hanya 1.490 desa mandiri di Jatim. Namun, pada tahun 2023, jumlah tersebut melonjak tajam menjadi 2.800 desa atau mengalami peningkatan sebanyak 88 persen.
Gubernur Khofifah menilai pencapaian ini sejalan dengan upaya Pemerintah Provinsi Jatim untuk terus membangun dan memberdayakan masyarakat desa melalui berbagai program dan kegiatan yang melibatkan pemerintah pusat, provinsi, serta kabupaten dan kota.
“Capaian ini adalah hasil dari kerja keras kita semua, terutama para Kepala Desa, Pendamping Desa, Camat, Bupati, Walikota, dan semua pegiat desa yang tak henti-hentinya berusaha memberdayakan masyarakat dan membangun desa,” ungkap Gubernur Khofifah.
Keberhasilan ini juga sejalan dengan upaya Pemerintah Provinsi Jatim untuk mengurangi disparitas antara desa dan kota, khususnya dalam mengatasi masalah kemiskinan. Pada tahun 2018, disparitas kemiskinan antara desa dan kota mencapai 8,24 persen, dan pada tahun 2023, angka tersebut sudah menyempit menjadi 6,48 persen.
Gubernur Khofifah berharap disparitas kemiskinan antara desa dan kota di Jatim akan terus menyempit di tahun-tahun mendatang. Upaya ini juga diiringi dengan penguatan perekonomian desa melalui pendirian Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa).
Selain itu, program Dewi Cemara (Desa Wisata Cerdas Mandiri dan Sejahtera) juga telah diterapkan untuk mengembangkan perekonomian desa. Pengembangan 596 Desa Wisata, termasuk 8 desa wisata penerima penghargaan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023, telah menjadi bagian dari upaya tersebut.
“Penguatan perekonomian desa juga terwujud melalui program Desa Devisa dengan pengembangan 102 Desa Devisa yang bertujuan untuk meningkatkan potensi ekspor dan kesejahteraan ekonomi masyarakat desa,” tutup Gubernur Khofifah. (tok/hdl)