Jakarta (pilar.id) – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, hingga saat ini gagal ginjal akut di Indonesia tercatat sebanyak 325 kasus. Dia menjelaskan, ada beberapa daerah yang berkontribusi besar terhadap tingginya kasus gangguan ginjal akut.
“Ada konsentrasi di beberapa provinsi tertentu khususnya di daerah Sumatera Utara, Jawa bagian barat, bagian timur, dan juga daerah Sulawesi Selatan,” kata Budi Gunadi, di DPR RI, Jakarta, Rabu (2/11/2022).
Menkes mengungkapkan, jumlah pasien yang meninggal akibat gangguan gagal ginjal akut sudah mencapai 178 orang. Budi mengklaim, angka kematian tersebut menurun dari 60 persen menjadi 52 persen.
“Meninggalnya sekarang 178 dari 325, sekitar 54 persen. Ini sudah menurun dari kondisi sebelumnya yang sempat mencapai hampir 60 persen,” kata dia.
Lebih jauh, Budi Gunadi mengatakan gagal ginjal akut sebagian besar dialami anak dengan kelompok usia 0-5 tahun. Pada kelompok usia 1 sampai 5 tahun, penderita gagal ginjal akut sebanyak 169 anak. Sedangkan di bawah usia 1 tahun sebanyak 75 anak.
“Sebagian besar dari kasus ini terjadi pada anak-anak dengan usia 0-5 tahun,” kata dia.
Dia juga mengklaim setelah pelarangan penggunaan obat sirup, jumlah kasusnya menurun drastis. Begitu juga dengan tingkat kematian, setelah obat fomepizole didistribusikan ke sejumlah rumah sakit, jumlah kasus gangguan ginjal akut mengalami penurunan yang drastis.
“Jadi kondisi sampai sekarang, dari jumlah kasus baru maupun jumlah kematian sudah sangat turun secara drastis,” kata Budi Gunadi. (ach/din)