Yogyakarta (pilar.id) – Gelaran Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) XVIII kembali digelar secara luring mulai 30 Januari sampai 5 Februari 2023 di Kampoeng Ketandan Malioboro Yogyakarta.
Sejumlah rangkaian acara disiapkan untuk memeriahkan Tahun Baru Imlek 2574 yang rencananya akan dibuka langsung oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X pada Senin (30/1/2023) sore.
“Kemudian Sabtu 4 Februari 2023, ada karnaval seni budaya yang menyajikan Tarian Naga Barongsai atau Liong Samsie, selama tiga jam, yang dimulai pukul 17.30 WIB di sepanjang Jalan Malioboro,” kata Ketua Pelaksana Panitia (PBTY) XVIII, Subekti, Jumat (13/1/2023).
Selain itu, pagelaran seni dan budaya dari 18 Paguyuban Tionghoa Yogyakarta seperti lomba, stand bazar, pameran, dan panggung pentas seni selama sepekan juga akan hadir di acara yang diinisasi masyarakat tionghoa yang tergabung dalam Jogja Chinese Art and Culture Center (JCACC) ini.
“Gelaran ke-18 ini, Paguyuban Hakka Yogyakarta menjadi pengampu dan mengusung tema Bangkit Jogjaku untuk Indonesia yang diharapkan PBTY tahun ini bisa mendongkrak pemulihan perekomonian pasca pandemi,” tambahnya.
Subekti mengungkapkan, PBTY ini terbuka untuk umum guna meningkatkan persaudaraan, toleransi menjaga, dan membangun kebersamaan antar umat. Sehingga, melahirkan akulturasi budaya dan kesatuan sesama umat manusia.
Lebih lanjut, event yang sempat digelar virtual selama dua tahun ini juga akan kembali memanjakan pengunjung dengan sajian kuliner lebih dari 200 stand kuliner sembari menyaksikan berbagai pertunjukkan pentas seni di Kampoeng Ketandan.
“Sampai saat ini, jumlah pelaku UMKM hampir mencapai 250 stand kuliner dengan macam-macam kuliner selain chinese food juga ada,” paparnya.
Sebagai informasi, gelaran PBTY ini telah dimulai sejak 2006 dan menjadi agenda rutin yang dinantikan masyarakat. Setiap tahunnya, Ketandan yang khas dengan ornamen dan gapura berarsitektur Tionghoa ini digelar guna mempertahankan identitas Kampung Ketandan serta menambah keragaman kebudayaan di kota Yogyakarta yang terkenal sebagai kota budaya. (riz/hdl)