Semarang (pilar.id) – Ada pelajaran berharga dari sebuah kisah tentang semut dan sebutir kurma yang tak dihabiskannya padahal pemberian dari Nabi Sulaeman.
Kisah ini salah satunya dibagikan oleh Ustadz Luqmanul Hakim dalam salah satu video ceramahnya dikutip Pilar.id, di mana semut tak menghabiskan satu butir kurma selama setahun meski pemberian dari Nabi Sulaeman.
Sebutir kurma yang diberikan Nabi Sulaeman sebagai rezeki kepada semut itu hanya dimakan separuhnya selama setahun , dengan sebuah alasan.
Berikut kisah percakapan semut dan Nabi Sulaeman tentang sebutir kurma untuk satu tahun:
Ustadz Luqmanul Hakim mengisahkan, ketika itu semut tampak sedang makan sebutir kurma dan dilihat oleh Nabi Sulaeman.
“Ini sebutir kurma kau habiskan sampai kapan?” kata Nabi Sulaeman bertanya kepada semut.
“Ini rezekiku satu tahun, Allah SWT yang memberi. Allah SWT sudah janji bahwa satu kurma ini untuk satu tahun. Maka ini untuk bertahan hidup satu tahun,” kata semut menjawab.
Lantas hal ini membuat Nabi Sulaeman ingin memberikan kurma untuk jatah satu tahun semut menggantikan janji Allah SWT.
“Kalau begitu mulai tahun ini biar aku saja yang ngasih satu kurma,” ujar Nabi Sulaeman.
Menurut Ustadz Luqmanul Hakim, tentu tak seberapa satu kurma bagi Nabi Sulaeman.
“Kalau begini biar aku saja yang ngasih satu kurma setiap tahunnya,” ujar Nabi Sulaeman.
“Terimakasih banyak,” kata Semut.
Lantas diberikanlah semut itu satu butir kurma oleh Nabi Sulaeman.
Kisah berlanut, di mana sampailah setahun kemudian Nabi Sulaeman hendak memberi kurma lagi.
Namun demikian Nabi Sulaeman melihat ada yang berbeda, sebab dilihatnya masih ada setengah kurma yang tak dihabiskan semut.
“Wahai semut kok masih ada setengah, katanya satu kurma ini untuk satu tahun,” kata Nabi Sulaeman menanyakan.
Semut pun menjawab pertanyaan Nabi Sulaeman tersebut.
“Memang betul satu kurma ini untuk satu tahun, ketika aku berharap sama Allah SWT rezekinya. Karena aku yakin Allah SWT akan kasih lagi,” kata semut.
“Sedangkan engkau manusia, aku tidak tahu apakah tahun ini engkau memberi lagi atau tidak. Makannya aku sisakan setengah karena aku tak mau berharap dengan Sulaeman,” kata semut lagi.
Kata semut itu, walaupun hanya satu kurma yang namanya manusia bisa saja lupa.
“Tapi kalau Allah SWT tak pernah lupa memberi aku rezeki selama ini,” kata semut.
Kisah semut, sebutir kurma, dan Nabi Sulaeman ini mengajarkan kepada kita agar hanya berharap kepada Allah SWT sang Maha Raja, dan bukan kepada manusia. (daz)