Bojonegoro (pilar.id) – Sebuah kolaborasi lintas negara dalam Asean Explore Journey 2023 berlangsung selama satu pekan terakhir di Dolokgede, sebuah desa di Kecamatan Tambakrejo, Bojonegoro. Program ini diselenggarakan oleh Universitas Malaysia Pahang (UMP) sebagai bagian dari upaya kerjasama global dan pertalian relasi antara UMP, Ademos, dan Yayasan Mannah.
Mohammad Kundori, Ketua Ademos Indonesia, menjalin hubungan erat dengan UMP selama delapan tahun terakhir. Kolaborasi ini melahirkan kemitraan lintas budaya dan lintas negara yang memberikan dampak positif pada Desa Dolokgede, yang terletak sekitar 40 KM dari pusat kota Bojonegoro.
Seperti disampaikan dalam keterangan tertulis, Selasa (21/11/2023), tiga kampus mitra di Bojonegoro, yaitu Universitas Bojonegoro, Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri, dan IKIP PGRI Bojonegoro, juga terlibat sebagai kolaborator dalam program Asean Exploration Journey Malaysia – Dolokgede.
Aktivitas melibatkan mahasiswa dari keempat perguruan tinggi tersebut, yang dibagi dalam beberapa kluster, termasuk kluster teknologi, kluster komunitas, kluster pendidikan, dan kluster kesehatan.
Perjanjian kerja sama kolaborasi ditandatangani antara Yayasan UMP Malaysia, Ademos Indonesia, Yayasan Mannah, dan tiga kampus mitra, yakni Unigoro, Unugiri, dan IKIP PGRI Bojonegoro.
Kegiatan yang melibatkan masyarakat setempat mencakup pemeriksaan kesehatan bersama lansia, festival masakan Malaysia, lomba mewarnai bersama anak TK, parade cuci tangan bersama siswa SD, pemasangan teknologi panel surya, penanaman pohon di hutan sekolah, hingga festival pertukaran kebudayaan dan kesenian lintas negara.
Mahasiswa UMP Malaysia mengakui kehangatan dan keramahan warga Desa Dolokgede, merasa diterima dengan baik selama acara. Para mahasiswa juga tinggal bersama keluarga asuh di rumah warga Dolokgede selama 5 hari, menciptakan pengalaman nyata berkampung.
“Ini adalah suasana kampung yang sesungguhnya, kami tidak menyangka akan mendapat sambutan luar biasa dari Ademos dan warga Dolokgede,” ungkap Amanina, penyelaras proyek dari Yayasan Universitas Malaysia Pahang.
Mahasiswa dari tiga kampus Bojonegoro juga menilai kegiatan ini sebagai pengalaman berharga, dapat berinteraksi dengan mahasiswa dari luar negeri di lingkungan desa. Mereka mengungkapkan harapannya agar kolaborasi ini dapat terus berlanjut di masa depan.
Seperti disampaikan Safa, mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri, mengatakan, “Kami belajar banyak dari Akademisi Malaysia, mereka memiliki keberanian untuk melakukan program di luar negeri. Semoga kedepan kolaborasi ini terus terjalin”
Dolokgede, dengan inisiatifnya, menunjukkan bahwa kerja sama lintas sektor dapat menciptakan perubahan yang luar biasa.
Kolaborasi ini tidak hanya menghadapi tantangan lokal, tetapi juga menarik perhatian internasional, membuktikan bahwa kesederhanaan kolaborasi dapat menjadi kunci untuk menyatukan sektor dengan latar belakang yang berbeda. (usm/ted)