Surabaya (pilar.id) – Konsistensi Mamuk Ismuntoro, pengajar dan fotografer profesional Jawa Timur, berbuah manis. Terakhir, dia menerima penghargaan khusus dari Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, bersama ratusan warga lainnya yang dianggap memberikan kontribusi positif bagi kota.
Penghargaan yang diberikan atas kiprahnya sebagai pegiat Komunitas Pejuang Arsip Kota (Koparska) itu diberikan pada puncak Peringatan Hari Jadi Kota Surabaya di halaman Balai Kota, Rabu (31/5/2023).
Koparska sendiri merupakan komunitas yang berdiri di bawah koordinasi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya.
“Kami mulai menyusun program pelatihan fotografi, kepenulisan dan pengarsipan. Harapannya, generasi mendatang lebih peduli kepada bentuk-bentuk pengarsipan visual kotanya,” kata mantan Ketua Pewarta Foto Indonesia (PFI) Surabaya tahun 2001.
Diketahui, alumnus Stikosa AWS ini, sebelumnya aktif bergerak di bidang literasi visual. Salah satunya dengan mendirikan Komunitas Matanesia pada 2006.
Didukung pegiat komunikasi, khususnya fotografi, jurnalistik, dan documentary, Matanesia tumbuh menjadi salah satu komunitas foto terbesar di Indonesia. “Kami tumbuh bersama banyak kawan yang perduli pentingnya berliterasi visual,” kata Mamuk.
Selain menggelar acara hunting foto bareng, Matanesia juga menggelar sejumlah pelatihan, diskusi, pameran, dan masih banyak lagi.
“Literasi visual jadi sesuatu hal yang penting, karena bisa menjadi pijakan bagi seseorang atau sebuah lembaga untuk membaca, memahami, dan menginterpretasikan pesan-pesan visual yang ditemukan dalam media dan budaya kontemporer,” terangnya.
Proses ini, lanjut dia, melibatkan kemampuan untuk memahami dan menganalisis elemen-elemen visual seperti grafik, ikon, simbol, tata letak, dan foto, dalam konteks yang berbeda.
Di era digital seperti sekarang, kata Mamuk, media digital dan visual berada pada posisi yang semakin dominan. Sehingga literasi visual harusnya menjadi keterampilan yang penting.
“Kemampuan untuk secara efektif memahami, menganalisis, dan menyampaikan pesan melalui gambar dan elemen visual dapat membantu seseorang dalam berbagai situasi, termasuk dalam memahami pesan media, iklan, desain grafis, ilustrasi, dan konten visual lainnya,” jelas Mamuk.
Literasi visual, tambahnya, melibatkan pemahaman tentang bagaimana elemen-elemen visual dapat digunakan untuk mempengaruhi opini, emosi, dan persepsi seseorang.
“Ini mencakup pemahaman tentang komposisi visual, penggunaan warna, tipografi, dan pemilihan gambar yang efektif. Literasi visual juga melibatkan keterampilan dalam menginterpretasikan pesan-pesan yang tersembunyi atau tersirat dalam gambar atau desain,” tutupnya. (hdl)