Jakarta (pilar.id) – Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menyampaikan empat tuntutan dalam demonstrasi di depan Gedung DPR/MPR pada Senin (11/4/2022). Tuntutan ditujukan kepada Presiden Joko Widodo dan para anggota DPR terkait penundaan Pemilu 2024.
Aksi demonstrasi BEM SI ini diikuti hampir 1.000 mahasiswa dari berbagai Universitas seluruh Indonesia untuk menuntut pemerintah terkait kebijakan-kebijakan publik. Massa tampak memanas.
Untuk mengamankan situasi, polisi bertindak cepat dengan membentuk pagar betis di depan gerbang gedung DPR MPR RI untuk mengamankan aksi demonstrasi mahasiswa.
Berikut ini daftar tuntutan mahasiswa BEM SI dalam demo hari ini.
1. Mendesak dan menuntut wakil rakyat agar mendengarkan dan menyampaikan aspirasi rakyat bukan aspirasi partai.
2. Mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk menjemput aspirasi rakyat sebagaimana aksi massa yang telah dilakukan dari berbagai daerah dari tanggal 28 Maret 2022 sampai 11 April 2022.
3. Mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk tidak mengkhianati konstitusi negara dengan melakukan amandemen, bersikap tegas menolak penundaan pemilu 2024 atau masa jabatan 3 periode.
4. Mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk menyampaikan kajian disertai 18 tuntutan mahasiswa kepada presiden yang sampai saat ini belum terjawab.
Suasana demonstrasi mahasiswa di depan gedung DPR mulai memanas. Sebagian peserta berusaha mendesak masuk dengan mendobrak gerbang DPR.
Pantauan pilar.id, massa aksi tampak menendang gerbang yang terbuat dari baja beberapa kali. Tepatnya di sisi kiri dan kanan gerbang.
Sebagian massa aksi juga terlihat memanjat gerbang utama DPR. Mereka lalu duduk di ujung gerbang sembari mengibarkan panji.
Namun demikian, orator mencoba menenangkan situasi. Lewat pengeras suara, sang orator mengajak massa aksi untuk menahan diri dan menunggu perwakilan DPR.
“Kita tunggu 16.00 WIB, jangan sekarang kawan-kawan. Kita tunggu perwakilan DPR temui kita, kita tidak mau masuk,” teriak Koordinator Pusat BEM SI Kaharuddin, Senin (11/4/2022).
Salah satu orator demonstrasi dari Universitas Negeri Lampung (Unila) siap membawa pulang Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri BUMN Erick Thohir. Karena mereka dianggap tidak becus mengurus negara.
“Kalau Sri Mulyani dan Erick Thohir tidak mampu kita siap bawa pulang ke Lampung,” kata sang orator.
Mulanya sang orator merasa bangga karena dua sosok yang berasal dari Lampung ini didapuk menjadi salah satu petinggi di kementerian. Namun, belakangan dinilai tidak sejalan dengan amanat rakyat.
“Saya malu dua menteri ini jadi biang keladi bobroknya bangsa kita. Utang kita hari ini tembus Rp7 ribu triliun, BBM pertamax naik,” kata dia.
Mereka juga mengancam bila Ramadan usai dan harga pangan pokok masih sangat tinggi, akan membawa massa lebih besar dari Sumatera. “Apa kata Erick, hanya minta maaf. Kita nggak butuh minta maaf,” kata dia.
Massa demonstran di lapangan memadati jalanan hingga menyisakan jalur Tranjakarta saja. Akibatnya, arus lalu lintas jalan Gatot Subroto menuju Slipi macet parah.
Bahkan, jalur dari arah Gerbang Pemuda menuju Gatot Subroto ditutup. Para pengguna jalan diarahkan untuk putar arah menuju jalur yang memungkinkan dilewati.
Sedangkan Jalan Tol ruas Gatot Subroto menuju Slipi terpantau ramai lancar. Nampak beberapa polisi membantu mengarahkan kendaraan di jalan tol agar tetap bisa melaju.
Sementara jalur Transjakarta tetap lancar tanpa gangguan. Bus Transjakarta dapat melintas dengan bebas. (ach/beq)