Surabaya (pilar.id) – Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya di kawasan Gunung Anyar, Surabaya, telah menghasilkan inovasi menarik yang diberi nama Scalextric By Bike.
Kelompok 33, peserta KKN ini, berhasil menciptakan alat inovatif ini dengan tujuan untuk mengatasi permasalahan terapi fisik berbasis teknologi sekaligus membantu meningkatkan keterampilan motorik siswa, terutama siswa berkebutuhan khusus.
Wakil Ketua kelompok KKN 33, FatimatuS Zahro, mahasiswa Program Studi Akuntansi, menjelaskan bahwa ide ini muncul sebagai solusi atas permasalahan yang ditemukan di SMP Muhammadiyah 18 Surabaya. Alat ini dirancang khusus untuk anak-anak berkebutuhan khusus yang sering mengalami tantrum, yang dapat mengganggu proses belajar mengajar di kelas.
“Alat ini dibuat untuk meredakan tantrum, melatih koordinasi motorik, dan juga sebagai sarana olahraga untuk anak-anak berkebutuhan khusus (ABK),” ujar FatimatuS Zahro.
Setelah melalui uji coba, alat ini terbukti berhasil mengalihkan stres dan tantrum anak-anak berkebutuhan khusus dengan mengajak mereka bersepeda.
Saat alat ini digunakan, display LED P10 akan menyala dengan warna merah secara keseluruhan, sehingga tidak mengganggu siswa lainnya. Selain itu, alat ini juga berfungsi sebagai sarana positif untuk melatih koordinasi motorik dan aktivitas fisik.
“Tujuan utamanya adalah menciptakan suasana kelas yang kondusif, sehingga guru pendamping tidak kesulitan menghadapi tantrum anak-anak berkebutuhan khusus,” tambahnya.
FatimatuS Zahro juga menjelaskan cara kerja alat inovatif ini. Saat alat ini digunakan, sepeda akan menggerakkan gear, yang selanjutnya terhubung ke generator mini. Putaran sepeda akan menggerakkan generator mini dan menghasilkan tegangan DC antara 10 hingga 20 volt.
Tegangan DC dari generator mini akan diubah menggunakan modul stepdown DC ke DC dengan input 12 Volt-24 Volt menjadi output tegangan 5 Volt. Output dari modul stepdown ini akan masuk ke modul Arduino dan kemudian diprogram. Saat tegangan mencapai 0 Volt, lampu akan mati, dan saat tegangan mencapai 5 Volt, lampu LED jenis P10 akan menyala secara keseluruhan. Langkah-langkah lampu ini akan dibuat sebanyak 10 langkah, sehingga dengan 0,9 Volt, satu dari 10 lampu LED akan menyala, dan seterusnya hingga semua 10 lampu LED menyala.
“Semakin cepat Anda mengayuh sepeda, semakin tinggi tegangan yang dihasilkan oleh generator, dan lampu LED akan bergerak dari bawah ke atas hingga semua lampu menyala. Selanjutnya, buzzer akan berbunyi, menandakan bahwa misi menyalakan lampu telah selesai,” jelasnya. (ipl/hdl)