Magelang (pilar.id) – Galeri Gerabah Sani Pottery memasuki fase baru. Sentra kerajinan yang dibangun di Desa Karanganyar, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang ini kian ramai dikunjungi wisatawan.
Galeri Sani Pottery merupakan tempat produksi kerajinan berbahan baku tanah liat, sekaligus wisata edukasi.
Di tempat ini, wisatawan tidak hanya datang untuk berbelanja kerajinan hasil produksi. Tapi juga mempraktekkan teknik membuat gerabah secara tradisional.
Markoni, pemilik gerai, mengaku sudah cukup lama mendirikan usaha ini. Tapi baru akhir 2021 mulai membuka galeri.
Seperti yang dilakoni sejumlah pelaku UMKM yang lain, ia juga aktif menggunakan sosial media untuk berpromosi. Salah satunya di Lapak Ganjar.
“Insyaallah, bergabung dengan Lapak Ganjar bisa dipromosikan dan dikenal lebih luas,” ujar Markoni, Sabtu (28/5/2022).
Setelah ikut Lapak Ganjar, kata Markoni, dampak yang ia rasakan terbilang luar biasa. “Jumlah Pengunjung naik lebih dari 300 persen. Efeknya luar biasa, baik pengunjung maupun pembeli,” akunya.
Markoni pun menambahkan, mengikuti Lapak Ganjar sama halnya promosi gratis. Baginya akun instagram Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang memiliki follower jutaan itu sangat efektif untuk mengenalkan usahanya ke masyarakat yang lebih luas.
“Alhamdulillah senang ikut Lapak Ganjar, efeknya terasa. Kami optimis karena followernya sudah jutaan dan kita tidak usah repot lagi. Istilahnya promosi gratis tidak mengeluarkan apa-apa,” jelasnya.
Kenaikan jumlah kunjungan wisatawan tersebut membuat Markoni menambah trainer atau mentor dalam pembuatan gerabah bagi wisatawan. Yang awalnya hanya satu sekarang ada lima orang, trauma di waktu libur panjang.
“Kalau hari biasa dua orang, tapi waktu hari libur kita ada lima orang trainer,” tutur dia.
Beberapa waktu terakhir, pengunjung paling banyak datang dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) dan Surabaya. Selain itu, ada wisatawan dari manca negara.
“Paling banyak Jabodetabek dan Surabaya. Ada juga dari Kupang, dan kalau manca kemarin ada dari Perancis lima orang,” imbuh dia.
Selain dari wisatawan, gerabah produksinya juga diminati pengusaha restoran dan rumah makan.
“Iya, memenuhi kebutuhan resto, kemarin pesana dari resto di Kendal. Produk kita semua alat makan, aksesoris dan alat dapur,” ucapnya.
Sementara itu, Kanaya, seorang wisatawab asal Jakarta mengaku senang dengan pengalaman pertamanya membuat kerajinan dari tanah liat.
“Ini pengalaman pertama, sebelumnya belum pernah. Ini tadi bikin tempat lilin, hanya butuh waktu lima menit. Tapi pengeringannya maksimal satu minggu. Nanti dikirim ke Jakarta kalau sudah jadi,” tandasnya. (hdl)