Aceh Besar (pilar.id) – Saat membicarakan terkait bencana Tsunami, di benak kebanyakan masyarakat Indonesia pasti akan merujuk pada kejadian yang terjadi pada Desember 2004 lalu.
Dimana, sebagian wilayah di Provinsi Aceh rata dengan tanah akibat terjangan Tsunami. Namun, bencana tersebut ternyata bukan satu-satunya Tsunami yang pernah terjadi di provinsi berjuluk Serambi Makkah tersebut.
Dalam sejarahnya, Aceh sudah 11 kali diterjang bencana Tsunami. Semua rekam jejak tersebut, diabadikan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh melalui UPTD Museum Tsunami.
Rekam jejak 11 kali bencana Tsunami tersebut pula yang saat ini dipamerkan oleh Museum Tsunami untuk mengingatkan besarnya potensi bencana di wilayah tersebut.
“Pameran temporer bertajuk Jendela Masa Lalu bertujuan sebagai penyadaran bagi masyarakat, bahwa Aceh adalah daerah rawan bencana. Pameran ini juga merepresentasikan dari gua yang ada di wilayah Aceh Besar yaitu Gua Euk Leuntie,” kata Kadisbudpar Aceh, Almuniza Kamal di Banda Aceh, Selasa (1/11/2022).
Ia menjelaskan dari hasil penelitian Aceh merupakan salah satu daerah yang memasuki Sunda Megathrust yang rawan akan bencana alam.
Berdasarkan informasi tersebut, selama ini ada 11 kali bencana tsunami menerjang Aceh.
“Saya mengajak seluruh masyarakat apabila ingin mengetahui tentang 11 kali tsunami Aceh, maka datanglah ke pameran temporer ini. Insya Allah masyarakat akan mendapatkan informasi yang utuh dan lengkap dan bisa langsung melihat lapisan-lapisan 11 kejadian tsunami di museum ini,” kata Almuniza.
Menurutnya dari penelitian, Gua Euk Leuntie menjadi salah satu yang memiliki jejak bagaimana tsunami pernah melanda Aceh di masa lalu.
Pihaknya saat ini tengah berupaya agar gua tersebut bisa dijadikan sebagai lokasi wisata dan tempat riset untuk ilmu pengetahuan.
“Disbudpar pasti sudah memikirkan untuk menjadikan Gua Euk Leuntie sebagai destinasi wisata dan akan menjadi sebagai tempat riset untuk diuji kelayakan lebih dalam. Namun bagi masyarakat yang ingin berkunjung tentu silakan, tetapi memiliki izin tertentu agar bisa datang ke sana,” katanya.
Menurut dia Jika hasil kajian yang mendalam dijadikan destinasi wisata, tentu akan menjadi peluang untuk bisa mendatangkan wisatawan dan juga peneliti-peneliti dari luar negeri.
“Kita harus lebih mendalami karena apa yang di tinggalkan masa lalu bisa menjadi bukti di masa yang mendatang,” katanya.
Gua tsunami purba atau Gua Euk Leuntie yang terletak di Kecamatan Lhoong, Kabupaten Aceh Besar ini menjadi bukti bahwa tsunami hebat pernah melanda Aceh, jauh sebelum tahun 2004 lalu.
Gua ini disebut gua tsunami karena adanya gelombang tsunami yang menghantam pesisir wilayah Barat Aceh sejak kurun waktu 7.400 Tahun silam yang terdapat endapan-endapan tanah yang berasal dari gelombang tsunami dan kotoran kelelawar yang hidup di gua tersebut. (fat)