Tulungagung (pilar.id) – Kasus meninggalnya bayi yang ditinggalkan oleh ibu kandungnya di penampungan air toilet Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung terus berlanjut.
Pelajar SMK yang merupakan ibu kandung bayi tersebut, telah selesai melakukan rekonstruksi kejadian mulai dari proses melahirkan secara darurat sampai bagaimana ia meninggalkan bayinya di penampungan air toilet sehingga si bayi meninggal dunia.
Dalam proses rekonstruksi tersebut, pelajar yang jadi tersangka itu memperagakan 51 adegan.
Bayi yang ditinggalkan tersebut, sebelumnya diyakini masih dalam keadaan hidup usai dilharikan secara mandiri dan darurat di dalam toilet Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung.
Namun, ketika ditemukan, bayi tersebut sudah dalam kondisi meninggal dunia. Hal tersebut, diungkapkan oleh Kasi Humas Polres Tulungagung, Iptu Mochamad Ansori di Tulungagung, Senin (7/11/2022).
“Fakta ini diketahui dari hasil rekonstruksi kejadian di gedung Satreskrim Polres Tulungagung,” katanya.
Salah satu fakta penting yang terkonfirmasi dalam reka ulang kejadian itu adalah proses kelahiran bayi yang dilakukan secara darurat oleh tersangka di tengah tugas lapangan yang dilakukannya di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tulungagung.
“Proses kelahiran dilakukan sendiri dan pelaku ini memutus paksa ari-ari bayinya dengan tangan sendiri,” tutur Ansori.
Saat kelahiran itu, bayi tidak menangis. Tapi tangan dan kaki masih sempat terlihat bergerak.
“Hal ini sesuai dengan keterangan atau pengakuan yang disampaikan tersangka,” lanjut Ansori.
Dalam kondisi panik, siswi yang masih berusia 16 tahun ini kemudian menaruh bayi ke dalam bak penampungan air lalu membersihkannya darah yang keluar dengan cara menyiramkan air ke sekitar toilet.
Karena bingung, lanjut Ansori, tersangka lalu memasukkan bayinya ke bak penampungan air kamar mandi. “Pelaku mengaku malu dan takut karena melahirkan di luar pernikahan,” katanya.
Berdasarkan hasil rekonstruksi ini diketahui pelaku mendapatkan tugas dari pihak sekolah untuk menawarkan sayur ke sejumlah instansi.
Penawaran ini merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler sekolah tersebut. Pelaku datang bersama dua orang temannya ke Kantor Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga setempat.
Saat hendak pulang pelaku merasa sakit perut dan izin untuk menggunakan toilet kantor ke petugas. “Pelaku melahirkan bayi perempuan seorang diri tidak ada yang membantu proses persalinan,” terangnya. (fat)