Penajam Paser Utara (pilar.id) – Pemerintah Indonesia sudah menujukkan keseriusan untuk segera mewujudkan konstruksi Ibu Kota Nusantara IKN) yang terletak di Kalimantan Timur.
Hal tersebut ditunjukkan melalui upaya percepatan proyek pembangunan hunian atau proyek perumahan yang nantinya akan digunakan oleh pekerja konstruksi. Dengan menyelesaikan lebih dahulu perumahan pekerja konstruksi, diharapkan nantinya akan memberikan kemudahan bagi para pekerja yang ada di sana.
Sehingga, bukan saja mempercepat proses pembangunan IKN, tetapi juga mampu memberikan kenyamanan kepada para pekerja termasuk sebagai langkah untuk memanusiakan para pekerja konstruksi IKN.
Pasalnya, para pekerja tersebut nantinya akan melakukan pekerjaan konstruksi mulai dari Istana Negara, Gedung DPR RI, kantor kementerian, lembaga negara, hingga rumah menteri. Proyek ini, diperkirakan akan mendatangkan ratusan ribu pekerja yang berasal dari luar Kalimantan Timur.
“Kita ingin memanusiakan pekerja yang bekerja di IKN dan untuk itu harus dibangun hunian yang layak,” kata Kepala Urusan Unit Pejabat Pembuat Komitmen Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Kalimantan II, Ari Nugroho saat menerima kunjungan sejumlah media di Panajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Minggu (6/11/2022).
Proyek hunian untuk para pekerja konstruksi tersebut, nantinya akan berupa bangunan modular yang terdiri dari beberapa menara empat lantai. Bangunan tersebut, diproyeksikan untuk bisa menampung sekitar 16.000 pekerja.
“Akan ditambah untuk ruang rapat dan bangunan pendukung lainnya,” katanya.
Hunian pekerja konstruksi yang dibangun di wilayah Ibu Kota Nusantara, Kalimantan Timur, itu nantinya mengusung konsep Bangunan Hijau seperti dengan mampu menangkap sebanyak mungkin air hujan serta panas matahari menggunakan panel surya.
Pembangunan hunian pekerja konstruksi IKN ini, katanya, merupakan arahan Presiden Joko Widodo pada Rapat Kabinet Terbatas (Ratas) 10 Maret 2022 yang meminta agar pelaksanaan pembangunan harus menghindari terjadinya kerumunan baru di lokasi IKN.
Pembangunan infrastruktur di IKN akan memicu mobilisasi tenaga kerja konstruksi (TKK) yang masif dan estimasi jumlah pekerja konstruksi yang akan terlibat dalam pembangunan IKN sebanyak 233.000 orang.
Dikatakan pembangunan hunian pekerja konstruksi tahap awal dimaksudkan sebagai percontohan hunian bagi pekerja maupun tenaga pendukung yang perlu disediakan pelaku pembangunan.
“Mobilisasi yang masih tersebut memerlukan hunian untuk TKK beserta fasilitas sosial dan fasilitas umum dalam skala besar,” katanya.
Untuk mempercepat pembangunan maka digunakan sistem konstruksi yang fleksibel, yakni dapat dibongkar/dipindah dengan sedikit material yang terbuang atau dilanjutkan pemanfaatannya untuk jangka panjang dengan fungsi sesuai kebutuhan.
“Bangunan ini bahan bakunya 100 persen produksi dalam negeri dan dalam proses konstruksi sedikit menghasilkan sampah,” kata Ari. (fat)