Bangkalan (pilar.id) – Dunia pencak silat Indonesia kehilangan salah satu tokoh berpengaruh. Pendekar silat ternama, Monaki, yang berasal dari Bangkalan, mengembuskan nafas terakhirnya saat sedang memperagakan jurus-jurusnya di acara paguyuban pencak silat Bhinneka Tunggal Ika.
Seperti ditulis beritajatim.com, Detik-detik meninggalnya Monaki terekam dalam sebuah video yang diambil oleh salah satu penonton yang hadir dalam acara tersebut.
Mantan atlet pencak silat nasional pada era 1970-an ini meninggal dunia ketika sedang tampil di Desa Naro’an, Kecamatan Burneh, Kabupaten Bangkalan.
Di hadapan para penonton dan murid pencak silatnya, Monaki menghembuskan nafas terakhir setelah menampilkan sejumlah jurus dengan penuh semangat.
Video yang beredar menunjukkan Monaki, yang berusia 85 tahun, menjadi pembuka acara dengan iringan musik tradisional Madura.
Ia mengenakan baju hitam dan selendang merah sebagai tanda dimulainya penampilan. Dalam video tersebut, penampilannya terlihat cukup normal tanpa ada tanda-tanda bahwa ini akan menjadi penampilan terakhirnya.
Monaki menunjukkan jurus-jurusnya satu per satu di depan para penonton. Setelah beberapa jurus ditampilkan, Monaki melakukan jurus dengan posisi duduk dan tidur di tanah. Namun, saat itulah ia tak bangun lagi dan menghembuskan nafas terakhirnya.
Ketua Paguyuban Pencak Silat Bhinneka Tunggal Eka, Moh Maju, mengungkapkan bahwa setelah menyadari Monaki tak bergerak, panitia dan murid-muridnya segera membawanya ke RSUD Syamrabu. Namun, nyawa Monaki sudah berpulang.
“Beliau adalah orang yang sangat ramah, mengayomi, dan meskipun merupakan tokoh silat, beliau tidak pernah sombong. Ia memiliki hati yang rendah hati dan baik terhadap semua orang,” ujar Moh Maju pada Sabtu (1/7/2023) lalu.
Jenazah Monaki kemudian dibawa pulang ke rumahnya di Kelurahan Keraton, Bangkalan. Ratusan murid, warga sekitar, dan tokoh masyarakat turut mengiringi prosesi pemakaman guru besar perguruan silat Elang Putih dan Harimau Bafam ini.
Kepergian Monaki meninggalkan duka mendalam bagi dunia pencak silat, khususnya di Bangkalan. Warisannya sebagai pendekar silat dan panutan dalam kesopanan serta rendah hati akan selalu dikenang oleh para penggemar dan pengikutnya. (ted)