Jakarta (pilar.id) – Penggunaan narkotika, alkohol, psikotropika, dan aat adiktif lainnyan (NAPZA) pada remaja Indonesia masih marak. Dalam kajian Badan Narkotika Nasional (BNN), angka penyalahgunaan Napza tidak menunjukkan tanda-tanda melandai di era pandemi Covid-19 selama kurang lebih 1,5 tahun terakhir.
Berdasarkan data BNN sepanjang 2019, pengguna narkoba di Indonesia mencapai 3,6 juta orang. Jumlah tersebut meningkat 0,03 persen jika dibandingkan dengan data 2018.
Pimpinan Madani Mental Health Care Foundation, Sri Nurliana mengatakan, masa pandemi seperti saat ini penggunaan NAPZA di kalangan remaja diprediksi mengalami peningkatan. Alasan tidak berpergian ke mana-mana dan untuk menghindari stress, membuat NAPZA dijadikan sebagai pelarian dan pelampiasan terbaik.
Menurut Sri, ada tiga tahapan penggunaan NAPZA di kalangan remaja. Pertama berawal dari coba-coba, kemudian meningkat ke penggunaan rutin, lalu menjadi kecanduan. Terdapat beberapa mekanisme yang terjadi dalam penyalahgunaan dan ketergantungan zat.
“Salah satunya adalah faktor kontribusi yang berkaitan dengan orang tua, anak, serta lingkungan,” kata Sri kepada Pilar.id, Senin (6/12/2021).
Dari faktor kontribusi tersebut, peran kontrol sosial sangat diperlukan. Ketika melihat atau mengetahui ada penyalahgunaan zat di kalangan remaja, segera laporkan ke BNN. Namun demikian, peran kontrol sosial saja dirasa tidak cukup.
Meskipun ada kontrol sosial, kata Sri, penting juga bagi remaja itu sendiri mempunyai kontrol diri. Tentunya agar tidak terjerumus dalam kasus serupa. Kontrol diri pada remaja tak kalah pentingnya dengan kontrol sosial.
Psikolog sekaligus Dosen Fakultas Psikologi Universitas Bhayangkara Jakarta, Wahyu Aulizalsini mengatakan, bermain peran serta komunikasi orang tua dengan anak menciptakan tumbuhnya nilai-nilai moral positif. Dengan demikian, anak remaja akan melakukan hal-hak yang positif.
“Pola asuh merupakan cikal bakal pembentukan karakter, komunikasi serta output anak-anak menjadi lebih mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Serta melahirkan pemikiran yang positif,” kata Liza. (her)