Jakarta (pilar.id) – Juru bicara (jubir) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril mengatakan, per 6 November 2022 kasus gangguan ginjal akut bertambah 1 orang, sehingga menjadi 324 orang. Sementara, kasus meninggal dalam 3 hari terakhir bertambah 5 orang menjadi 195 orang.
“Meninggal 195, yang sudah sembuh 102 orang,” kata Syahril, di Jakarta, Senin (7/11/2022).
Yusril menyampaikan, dari sisi sebaran belum mengalami penambahan. Kasus gangguan ginjal akut masih tercatat di 28 provinsi seluruh Indonesia.
“Yang saat ini masih dirawat di rumah sakit itu seluruh Indonesia ada 27 orang,” kata dia.
Berdasarkan data Kemenkes, 10 provinsi yang paling banyak ditemukan kasus gangguan ginjal akut, di antaranya DKI Jakarta (83 kasus), Jawa Barat (41), Aceh (32), Jawa Timur (25), Banten (22). Kemudian, Sumatra Barat (20) yang sebelumnya berada di urutan 5, Bali (16), Sumatara Utara (15), Sulawesi Selatan, dan Jambi (9).
Syahril menambahkan, setelah melakukan beberapa kali penelitian disimpulkan bahwa faktor terbanyak penyebab gangguan ginjal pada anak dikarenakan intoxication atau keracunan makanan. Karena itu, pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan untuk melarang penggunaan obat-obat berbahaya yang disinyalir menjadi penyebab penyakit tersebut di fasilitas kesehatan.
Dia juga menegaskan, dengan pelarangan tersebut, maka sejak awal November 2022 pasien gangguan ginjal sudah mulai turun drastis. “Pasiennya 1, atau bahkan hari ini tidak ada pasien lagi yang bertambah maupun yang meninggal,” kata dia.(ach/hdl)