Jakarta (pilar.id) – Presiden pertama RI, Soekarno, berulang tahun ke-121. Peringatan sederhana dilakukan di rumah putra sulungnya Mohammad Guntur Soekarnoputra. Ideologi dan pikiran Bung Karno harus tetap digaungkan untuk memecahkan permasalahan yang ada di negeri ini.
Guntur mengatakan, sebagai proklamator Bangsa, banyak ideologi dan pikiran Bung Karno yang masih sangat relevan diterapkan di era sekarang. Ideologi dan pemikiran Bung Karno sangat penting untuk diterapkan untuk mengatasi semua masalah-masalah yang berkembang di Tanah Air ataupun di dunia internasional.
“Seperti masalah perang Rusia-Ukraina. Sebenarnya kita gak usah pusing-pusing, tinggal jalankan saja politik bebas aktifnya Bung Karno. Dijamin urusan akan selesai,” kata Guntur di rumahnya, Kemang Timur, VI Nomor 1 A, Jakarta Selatan, Senin (6/6/2022).
Untuk permasalahan di dalam negeri ihwal polemik minyak goreng, menurut Guntur, itu hanya alasan saja untuk membuat situasi memanas jelang Pemilu 2024. Masalah tersebut memang sengaja digoreng oleh kekuatan-kekuatan yang tidak senang kepada politik dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Kata Guntur, polemik minyak goreng sengaja dijadikan landasan kelompok-kelompok yang berlawanan dengan pemerintah guna memicu terjadinya kembali tragedi 1998. Tujuannya satu, yakni melengserkan Jokowi.
“Untuk itu, hal tersebut bisa diatasi dengan pikiran-pikiran Soekarno dengan menyatukan semua kekuatan patriotik yang ada di Indonesia,” tegasnya.
Soekarno lahir pada tanggal 6 Juni 1901 di Peneleh, Surabaya, Jawa Timur, dan wafat di bulan yang sama pada 21 Juni 1970. Ia mendapat sebutan sebagai Bapak Proklamator RI, setelah bersama Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Bung Karno adalah Presiden pertama RI yang menjabat pada periode 1945-1967. Ia adalah seorang tokoh perjuangan yang memainkan peranan penting dalam memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Soekarno adalah yang pertama kali mencetuskan konsep mengenai Pancasila sebagai dasar negara Indonesia dan ia sendiri yang menamainya. (her/din)