Bojonegoro (pilar.id) – PT Pertamina Drilling Services Indonesia (Pertamina Drilling), anak usaha dari PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina, kembali menunjukkan kontribusi nyata melalui Rig PDSI#40.3/DS1500-E dalam pengeboran sumur pertama Banyu Urip Infill Clastic (BUIC) di Lapangan Banyu Urip.
Sumur B-13, yang dikelola oleh ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), telah berhasil meningkatkan produksi minyak sebesar 13.300 barel per hari (BOPD), memperkuat produksi di Blok Cepu dan mendukung ketahanan energi Indonesia.
Direktur Utama Pertamina Drilling, Avep Disasmita, mengungkapkan kebanggaannya atas prestasi ini. “Alhamdulillah, kontribusi Rig PDSI#40.3 di proyek ExxonMobil membuktikan bahwa Pertamina Drilling berperan signifikan dalam menjaga ketahanan energi nasional.”
Prestasi ini juga dibarengi dengan kinerja HSSE (Health, Safety, Security, and Environment) yang impresif. Rig PDSI#40.3 mencatatkan 2.772.244 jam kerja aman tanpa kecelakaan (Zero Accident) dan berbagai indikator keselamatan lainnya, termasuk Zero Fatality dan Zero Oil Spill.
Salah satu Perwira Pertamina Drilling, Dedi Ismawan, bahkan mendapat penghargaan Global Platinum Award dari ExxonMobil Corporation atas intervensi keamanan yang berhasil mencegah potensi bahaya di Lapangan Banyu Urip.
Carole Gall, Presiden EMCL, memberikan apresiasi tinggi atas kolaborasi dengan Pertamina Drilling. “Kami bangga atas hasil positif dari program pengeboran BUIC dan berterima kasih atas kerja sama luar biasa dari Pertamina Drilling, Kementerian ESDM, serta SKK Migas.”
Pengeboran BUIC, yang seluruh peralatan dan platformnya dibuat di Indonesia, tidak hanya menegaskan kompetensi Pertamina Drilling dalam pengeboran migas, tetapi juga menunjukkan komitmen industri hulu migas terhadap Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Selain itu, keterlibatan kontraktor lokal dan tenaga kerja setempat telah memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat sekitar wilayah operasi. (ren/ted)