Singapura (pilar.id) – Festival Anggrek ASEAN di Garden by the Bay Singapura telah memukau ribuan pengunjung dengan kehadiran tiga puluh lima seniman tari Indonesia. Acara ini merupakan pameran kolaborasi antara pemerintah Singapura dengan Kedutaan Besar Indonesia, Thailand, Komisi Tinggi Brunei Darussalam, dan Malaysia, yang menampilkan pesona budaya dan anggrek-anggrek eksotis.
Garden by the Bay, salah satu ikon Singapura, menjadi tuan rumah pameran anggrek yang berjudul Orchid Extravaganza: Orchids of the East Tropics.
Acara ini merupakan kerjasama lintas negara terbesar yang pernah diadakan oleh Garden by the Bay. Selain memamerkan anggrek-anggrek, pameran juga menampilkan pakaian tradisional kebaya yang mewakili budaya masing-masing negara yang berpartisipasi.
Pembukaan pameran dihadiri oleh Menteri Kebudayaan, Masyarakat, dan Pemuda Singapura, Edwin Tong, serta para duta besar dari Indonesia, Thailand, Brunei Darussalam, dan Malaysia. Anggrek dianggap sebagai bunga penting di kelima negara ini.
Sebagai contoh, anggrek merupakan bunga nasional Indonesia, sedangkan di Malaysia, anggrek menjadi simbol bagi negara bagian Sarawak. Di Thailand, anggrek berperan penting dalam ekonomi ekspor tanaman, sementara di Brunei Darussalam, beberapa spesies langka dapat ditemukan di hutan-hutan mereka. Di Singapura, anggrek bukan hanya bunga nasional, tetapi juga menjadi alat diplomasi melalui penamaan spesies anggrek.
Lebih dari 7000 anggrek dari Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand dipamerkan dalam acara ini. Selain anggrek hibrida, pameran juga menampilkan spesies asli dari masing-masing negara. Pameran ini juga menjadi wadah bagi para peneliti Gardens by the Bay untuk mengembangbiakkan anggrek-anggrek ini.
Indonesia menampilkan keragaman budayanya dengan memamerkan rumah tradisional Toraja. Rumah Toraja, atau Tongkonan, merupakan rumah adat yang dapat ditemukan di kalangan suku Toraja di Sulawesi Selatan.
Desain atap rumah yang menyerupai perahu terbalik atau tanduk kerbau dihiasi dengan ukiran dan desain yang rumit, mencerminkan kekayaan budaya dan spiritualitas masyarakat Toraja. Pameran ini juga memajang jenis anggrek asli Indonesia, yaitu Phalaenopsis amabilis atau anggrek bulan.
“Diantara negara-negara anggota ASEAN, Indonesia memiliki keberagaman budaya yang luar biasa. Ini adalah pesan yang ingin kita sampaikan kepada masyarakat Singapura dan pengunjung Garden by the Bay,” ujar Duta Besar RI untuk Singapura, Suryo Pratomo. Program ini juga merupakan bagian dari kepemimpinan Indonesia dalam ASEAN tahun ini.
Garden by the Bay merupakan tempat yang strategis dan ikonik untuk pameran ini. Dalam tahun 2022, lebih dari 9 juta pengunjung mengunjungi taman ini. Pameran budaya Indonesia ini juga menjadi peluang untuk mempromosikan budaya Indonesia dan mendukung pemulihan industri pariwisata Indonesia setelah pandemi.
Penampilan budaya ini melibatkan berbagai kalangan, termasuk siswa Sekolah Indonesia Singapura, anggota Darma Wanita Persatuan KBRI Singapura, komunitas masyarakat Bali, dan pekerja migran Indonesia di Singapura.
Siswa Sekolah Indonesia Singapura menampilkan tarian Mappadendang, sementara pekerja migran Indonesia menampilkan tarian Merak, Ronggeng, dan Genjring, serta fashion show kostum kontemporer yang menggabungkan unsur tradisi Indonesia.
Penampilan aktif dari diaspora Indonesia menjadi kunci penting dalam mempromosikan budaya Indonesia dan melakukan diplomasi budaya dengan komunitas internasional. Festival Anggrek ASEAN ini akan berlangsung hingga September 2023 dan diharapkan akan menjadi magnet bagi jutaan pengunjung yang ingin menikmati keindahan anggrek dan keberagaman budaya di bawah kubah digital ini. (hdl)