Jakarta (pilar.id) – Produsen smartphone Oppo sedang menyiapkan pengoperasian pabrik barunya yang berlokasi di Bayur, Tangerang. Sebelumnya, mereka menempati pabrik yang sudah ditempati sejak 2014, tepat satu tahun setelah Oppo masuk secara resmi ke pasar Indonesia.
Dijelaskan PR Manager Oppo Indonesia Aryo Meidianto A, penempatan pabrik itu sehubungan dengan kebijakan pemerintah Indonesia yang ingin mengupayakan peningkatan nilai Tingkat Kandungan Dalam Negri (TKDN) yang rencananya akan ditetapkan pada tahun 2016.
“Kami sedang mengatur berbagai perpindahan dari pabrik lama baik pekerja, peralatan produksi dan juga mengurus berbagai aspek legalitas. Hingga saat ini, Oppo belum melakukan perekrutan karyawan di pabrik baru kami” ujar Aryo, seperti disampaikan dalam keterangan persnya, Kamis (9/6/2022).
Oppo beroperasi penuh untuk memulai produksi smartphone pada Mei 2015. Kini, di tahun 2022 Oppo sedang melakukan berbagai persiapan untuk memindahkan produksi ke pabrik barunya.
Dijelaskan, terkait pabrik barunya, sampai saat ini Oppo belum melakukan penerimaan karyawan baru untuk mengisi pabrik yang berlokasi di Bayur.
“Banyak hal penting yang harus dilakukan untuk memastikan pabrik baru Oppo ini dapat beroperasi dan berjalan dengan mulus,” kata Aryo.
Yang pertama dilakukan adalah pemindahan berbagai macam peralatan produksi. Berbagai peralatan ini tidak hanya dipindahkan secara fisik namun harus dilakukan pengaturan ulang dan berbagai kalibrasi agar dapat berproduksi dan memberikan hasil yang maksimal.
Selain peralatan, Oppo juga akan memindahkan bertahap para pekerja yang sebelumnya berada di pabrik lama. Pemindahan pekerja ini ternyata tidaklah mudah, para pekerja harus melakukan berbagai penyesuaian terhadap lingkungan baru.
Selain itu, ada beberapa persyaratan legalitas yang masih perlu diurus ke pemerintah sehingga pabrik ini diperkirakan belum dapat beroperasi penuh dalam waktu dekat.
“Pendirian pabrik baru ini membuktikan komitmen Oppo untuk mendukung ekosistem Industri yang lebih baik dan juga mendukung pemulihan ekonomi di Indonesia” pungkas Aryo. (hdl)