Jakarta (pilar.id) – Untuk mendukung upaya pemulihan ekonomi setelah kasus positif Covid-19 melandai, PT PLN (Persero) meningkatkan keandalan pasokan listrik DKI Jakarta dengan mengoperasikan tiga infrastruktur kelistrikan senilai Rp 324,4 miliar.
Dijelaskan General Manager PLN UIP JBB Ratnasari Sjamsuddin, tiga proyek ini nantinya akan menyokong ketersediaan listrik ke pelanggan bisnis dan rumah tangga yang kini sudah mulai tumbuh, khususnya kelistrikan Jakarta Barat.
Tiga infrastruktur kelistrikan ini masing-masing Extension 2 Line Bay Gas Insulated Substation (GIS) 150 kV Grogol, Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) 150 kV Grogol–Tomang, dan GIS 150 kV Tomang.
“Dengan resminya pemberian tegangan terhadap tiga infrastruktur ini, sistem kelistrikan di Ibukota terutama kawasan Jakarta Barat akan semakin andal,” ungkap Ratna.
Ketiga proyek di bawah pengawasan Unit Pelaksana Proyek Jawa Bagian Barat 4 (UPP JBB 4) itu berhasil diberikan tegangan atau energize secara berurutan.
Diawali dengan Ext. 2 LB GIS 150 kV Grogol pada Kamis (02/12/2021) pukul 02.45 WIB, disusul SKTT 150 kV Grogol – Tomang pada Jumat (03/12/2021) pukul 02.09 WIB dan diakhiri dengan energize GIS 150 kV Tomang yang tercatat mulai bertegangan pada Rabu (8/12/2021) pukul 11.42 WIB.
Ratna mengungkapkan, tujuan pembangunan Ext. 2 LB GIS 150 kV Grogol dan GIS 150 kV Tomang adalah untuk pembagian beban (load sharing) dengan GI 150 kV Kebon Jeruk dan GIS 150 kV Grogol. Beban trafo yang sebelumnya tinggi nantinya akan berkurang dan pemeliharaan dapat dilakukan dengan lebih baik karena pemadaman listrik pada pelanggan dapat diminimalisir.
“Karena tingginya beban trafo yang ada di GI ini, menyebabkan sulitnya melakukan pemeliharaan, sehingga kondisi instalasi menjadi tidak sehat,” imbuh Ratna.
Pembangunan GIS 150 kV Tomang dilaksanakan dengan menggunakan teknologi baru untuk optimalisasi pemanfaatan lahan di area yang terbatas. GIS ini merupakan GI Radial yang menjadikan GIS 150 kV Grogol sebagai suplai satu-satunya, dan dihubungkan melalui SKTT 150 kV Grogol – Tomang sepanjang 4,089 kilometer.
Pembangunan ketiga proyek ini menelan biaya investasi mencapai Rp 324,4 miliar, dengan pemenuhan aspek Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 93,15 persen untuk Ext 2 LB GIS 150 kV Grogol. Sementara aspek TKDN untuk GIS 150 kV Tomang mencapai 64,82 persen, dan 87,11 persen untuk SKTT 150 kV Grogol-Tomang.
“Hal ini merupakan komitmen kami untuk turut menggerakkan industri dalam negeri,” pungkas Ratna.
Ratna pun mengakui, pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan ini tak lepas dari sejumlah tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya muncul saat proses pembangunan Ext 2 LB GIS 150 kV Grogol yang berada di dalam lokasi GIS 150 kV Grogol. Ketika dilakukan penyambungan Ext 2 LB arah Tomang harus melakukan pemadaman total pada 1 Gardu Induk (GI).
Kondisi tersebut tidak memungkinkan dilakukan karena 2 trafo yang ada digunakan untuk menyuplai listrik di kawasan bisnis seperti Mal Taman Anggrek, Mal Ciputra, dan termasuk sebagai cadangan listrik di wilayah Ring 1.
“Kami berdiskusi dengan unit-unit terkait untuk mencari solusi agar penyambungan Ext 2 LB tidak mengganggu suplai kelistrikan,” terang Ratna.
Akhirnya solusi didapat setelah bersinergi dengan pihak-pihak terkait, yaitu menerapkan lompatan (jumper) dari SUTT 150 kV Grogol – Grogol Baru secara langsung ke trafo, dengan banyak proteksi agar tidak terjadi pemadaman. Setelah terhubung, barulah GI tersebut dapat dipadamkan dan dilakukan pekerjaan untuk Ext 2 LB.
Tentunya, pengerjaan proyek pada kondisi pandemi Covid-19 harus memastikan penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), disertai protokol kesehatan untuk menjamin keamanan dan keselamatan para pekerja. (hdl)