Jakarta (pilar.id) – Polisi menyelidiki soal dugaan penggalanagan dana kelompok teroris Jamaah Ansharud Daulah (JAD).
Temuan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) adalah penggalangan dana teroris tersebut dilakukan dengan memanfaatkan momen donasi gempa Cianjur.
Mereka para teroris memanfaatkan sikap dermawan masyarakat yang ingin menolong warga Cianjur untuk kepentingan kelompoknya sendiri.
Kapolres Cianjur AKBP Doni Hermawan menjelaskan, berdasarkan hasil masukan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), jajarannya telah melakukan koordinasi dengan Densus 88 untuk melakukan langkah-langkah dalam penyelidikan serta pelacakan berkenaan hal itu.
“Kita sudah monitoring soal itu. Dan telah berkoordinasi dengan Densus 88 untuk melakukan pelacakan terkait transaksi keuangan penggalangan dana yang disinyalir untuk terorisme,” terang Doni, Senin (20/2/2023) dikutip dari PMJ News.
Pihaknya juga akan melakukan investigasi dan pelacakan, apakah dana yang sudah terkumpul tersebut.
Hal itu dilakukan untuk memastikan ada atau tidaknya donasi yang dibagikan kepada para korban gempa Cianjur, baik berupa bantuan logistik atau bantuan pembangunan sarana prasarana.
Sebelumnya diberitakan bahwa PPATK mengendus adanya aliran dana yang seharusnya untuk korban gempa Cianjur, justru mengalir ke kelompok teroris.
“Terakhir kita menemukan yang di Cianjur itu memang terkait dengan kegiatan yang diduga tersangkut dengan terorisme,” tutur Kepala PPATK Ivan Yustiavandana, dalam Rapat Kerja dengan Komisi III DPR RI, Rabu (15/2/2023).
Namun tidak sepenuhnya dana tersebut disalurkan, melainkan ada sebagian yang diambil oleh penggalang donasi.
“Dia mendompleng kegiatan yang legal, jadi saking banyaknya sebuah momentum. Misalnya terjadi bencana, dari 100 pembukaan rekening untuk ke kegiatan yang benar, di dalam situ ada 99 yang meng-hijack niat-niat baik dari para pihak yang memang baik,” ungkapnya. (ade)