Jakarta (pilar.id) – Meskipun Gunung Ijen telah dinyatakan dalam Level I atau Normal, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terus mengimbau masyarakat dan wisatawan agar tidak menginap di Kawah Ijen. Imbauan ini berdasarkan hasil pengamatan secara visual, instrumental, dan potensi bahaya di Gunung Ijen.
Kepala Badan Geologi PVMBG, Hendra Gunawan, dalam surat terkait evaluasi aktivitas Gunung Ijen, menyatakan bahwa tingkat aktivitas Gunung Ijen berada pada Level I atau Normal sejak 1 Agustus 2023 pukul 12.00 WIB.
“Masyarakat di sekitar Gunung Ijen dan pengunjung atau wisatawan serta penambang agar tidak mendekati bibir kawah maupun turun dan mendekati dasar kawah Gunung Ijen serta tidak boleh menginap di Kawah Ijen dalam radius 500 meter,” kata Hendra, Rabu (10/1/2024).
Hendra juga mengingatkan masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran Sungai Banyu Pait untuk selalu waspada terhadap potensi ancaman aliran gas vulkanik yang berbahaya dan memperhatikan perkembangan aktivitas Gunung Ijen.
“Jika tercium bau gas sulfur atau belerang yang menyengat atau pekat, maka masyarakat agar menggunakan masker penutup alat pernapasan. Untuk jangka pendek atau darurat dapat menggunakan kain basah sebagai penutup alat pernapasan,” imbau Hendra.
Selain itu, kepada pemerintah daerah seperti BPBD Provinsi dan Kabupaten maupun BKSDA, Hendra juga menganjurkan agar senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Api Ijen di Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur atau PVMBG.
“Tingkat aktivitas Gunung Ijen dapat dievaluasi kembali jika terdapat perubahan aktivitas secara visual dan instrumental yang signifikan,” terang Hendra.
Gunungapi Ijen, yang secara geografis terletak di wilayah Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur, telah mengalami beberapa peristiwa erupsi sejak tahun 1900. Hendra menjelaskan bahwa erupsi freatik terjadi pada tahun 1993, yang menghasilkan kolom asap berwarna hitam dengan ketinggian mencapai 1000 meter. Pada tahun 2011 hingga 2012, aktivitas meningkat, termasuk kenaikan kegempaan dan suhu air danau.
Dalam evaluasi aktivitas terbaru, Hendra mencatat bahwa visualisasi Gunung Ijen menunjukkan asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis tinggi sekitar 50-300 meter dari puncak. Secara instrumental, terdapat 168 kali gempa hembusan dengan amplitudo 3-30 mm dan lainnya.
Meskipun Gunung Ijen saat ini dalam Level I atau Normal, PVMBG tetap memantau dan memberikan imbauan kepada masyarakat untuk tetap berhati-hati dan menghindari kegiatan yang berisiko di sekitar kawah. (usm/hdl)