Jakarta (pilar.id) – Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana mengatakan bahwa ada yang janggal dari aliran dana yang seharusnya ditujukan untuk donasi bencana Cianjur.
Dia menyebutkan ada aliran dana yang diperuntukkan untuk memperkaya pribadi sendiri.
Di samping memperkaya oknum, Ivan menemukan kecenderungan dana yang dikumpulkan oleh sebuah yayasan tertentu untuk mengarah ke aksi dana terorisme.
“Terakhir kita menemukan yang di Cianjur itu memang terkait dengan kegiatan yang diduga tersangkut dengan terorisme,” tuturnya, dalam Rapat Kerja dengan Komisi III DPR RI, di Jakarta dikutip dari PMJ News, Rabu (15/2/2023).
Adapun modus yang dijalankan oleh yayasan tersebut yakni memanfaatkan dana-dana yang dikumpulkan.
Mereka memanfaatkan kebaikan masyarakat yang ingin membantu warga Cianjur yang terkena bencana.
Namun tidak sepenuhnya dana tersebut disalurkan, melainkan ada sebagian yang diambil oleh oknum itu.
“Dia (oknum) mendompleng kegiatan yang legal, jadi saking banyaknya sebuah momentum. Misalnya terjadi bencana, dari 100 pembukaan rekening untuk ke kegiatan yang benar, di dalam situ ada 99 yang meng-hijack niat-niat baik dari para pihak yang memang baik,” ungkapnya.
Ia kembali mengungkapkan, ada dua potensi penyelewengan yang dilakukan oleh oknum tersebut.
Pertama, penyelewengan dana digunakan untuk memperkaya pribadi.
Sedangkan kedua, ada potensi dana sumbangan tersebut dialihkan untuk pendanaan terorisme. (ade)