Yogyakarta (pilar.id) – Kabupaten Kulon Progo berkomitmen dalam pengelolaan sampah dan bertekad untuk mewujudkan Kulon Progo bebas sampah pada tahun 2025. Program ini diinisiasi oleh visi ‘Kota Wates Zonder Container’ sejak 2011.
Visi ini muncul untuk mendorong peran serta masyarakat Kabupaten Kulon Progo dalam mengelola sampah dengan mengedepankan azas manfaat.
Salah satu bentuknya, dengan adanya Bank Sampah dan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu – Reduce Reuse Recycle (TPST- 3R) yang dikelola secara mandiri.
Menurut data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kulon Progo, dari 65 ribu ton per tahun sampah yang terkelola sampai Tempat Pembuangan Akhir (TPA) berkisar 16-17 persen.
Sementara sampah terurai 26 persen, serta sisa persen lainnya masyarakat mengelola mandiri seperti membuat lubang ataupun melalui Bank Sampah.
Sejalan dengan hal tersebut, DLH Kulon Progo melakukan gropyok atau gerakan Grebeg Sampah yang dilaksanakan di 2 lokasi yakni di Kalurahan Sendangsari, Pengasih dan Kalurahan Brosot, Galur, Kulon Progo.
Kepala DLH Kulon Progo, Sumarsana mengatakan Grebeg Sampah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pengelolaan sampah serta melestarikan sekaligus mengangkat tradisi, budaya dan kebijakan lokal yang mendukung perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di Kulon Progo.
Grebeg sampah Merti Desa ini merupakan kegiatan bersih-bersih lingkungan yang diselenggarakan sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Upacara Adat Merti Desa (Bersih Desa).
“Berbeda dengan kegiatan kerja bakti yang biasa dilakukan, dalam kegiatan grebeg sampah Merti Desa ini, sampah yang telah dikumpulkan akan dipilah dan disusun atau didekorasi menjadi sebuah karya atau hiasan atau gunungan sampah,” kata Sumarsana, Minggu (25/9/2022).
Setelah itu, lanjut dia, gunungan sampah diarak ke tempat yang telah ditentukan untuk selanjutnya diserahkan ke Bank Sampah.
“Nah, prosesi mengarak gunungan sampah tersebut secara tidak langsung menjadi sarana edukasi bagi masyarakatsehingga mereka memiliki kebiasaan baru yakni peduli lingkungan terutama pengelolaan sampah,” katanya.
Ia menambahkan, tema dari Grebeg sampah Merti Desa ini adalah ‘Kelola sampah dari sumbernya menuju Kulon Progo bersih dan bebas sampah tahun 2025’ dengan semboyan SIBAKU (Siaga Berjibaku Melawan Sampah Kulon Progo) – Sampah Tuntas.
Sementara pelaksanaan Grebeg Sampah Merti Desa ini dilaksanakan di 12 Kalurahan Desa Mandiri Budaya yang diawali pada Sabtu, 20 Agustus 2022 di Kalurahan Tayuban, Panjatan, dan diakhiri di Kalurahan Glagah.
“Kegiatan Grebeg Sampah Merti Desa ini, menjadi hal yang sangat menarik, yang bermanfaat untuk mengingatkan kepada kita semua, semoga bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya bagi peningkatan kualitas pengelolaan sampah kita. Mari seluruh warga masyarakat Kulon Progo untuk peduli dengan lingkungan dengan mulai memilah-milah sampah,” serunya. (riz/hdl)