Jakarta (pilar.id) – Octopus, sebuah aplikasi layanan daur ulang sampah karya anak bangsa kini hadir untuk warga Jakarta. Melalui peresmian Octopoint sebagai bagian dari ekosistem Octopus di M Bloc Space, Jakarta Selatan, kini warga Jakarta dapat mengakses layanan tanpa biaya ini untuk memilah, mengumpulkan dan mengelola sampah rumah tangga mereka.
Sejak didirikan pada 2019, Octopus menerapkan ekosistem ekonomi sirkular berbasis teknologi. Misi Octopus adalah membantu para produsen melacak, memilah dan mengumpulkan produk pasca-konsumen.
Sejalan dengan slogan ‘Solusi Daur Ulangmu’, aplikasi Octopus memberikan kemudahan bagi pengguna dalam mengelola sampah, sehingga menjadi salah satu solusi untuk mendorong masyarakat membuang sampah atau barang bekas pakai dengan tepat.
Octopus memastikan kualitas sampah yang diterima terjaga dengan baik agar dapat dan mudah untuk di daur ulang. Para pengguna aplikasi Octopus tidak hanya ikut berkontribusi dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan, tetapi pengguna juga bisa mendapatkan keuntungan dari setiap sampah yang dikumpulkan.
Keuntungan yang didapat berbentuk poin dari berbagai mitra Octopus dan dapat ditukarkan dengan berbagai keuntungan dan manfaat untuk kebutuhan sehari-hari.
“Kami sangat senang dan bangga bahwa akhirnya Octopus turut berkontribusi dan bertanggung jawab dalam mengatasi permasalahan sampah di Jakarta,” ungkap Co-Founder dan CEO Octopus Moehammad Ichsan, Kamis (30/6/2022).
Dikatakan, pihaknya sangat terbuka bagi pihak yang ingin terlibat dan ikut merasakan manfaat dari nilai-nilai Octopus, di antaranya adalah konsumen, pelestaridan para pengepul sampah.
“Melalui program ini, Octopus berharap dapat terus berkembang ke berbagai wilayah, sehingga ekosistem daur ulang semakin berkembang di Indonesia. Kami juga berharap hal ini dapat mendorong masyarakat Jakarta untuk terus memberikan langkah nyata dalam menyelamatkan lingkungan dengan mudah dan tanpa biaya melalui aplikasi Octopus,” jelasnya.
Peluncuran Octopus Jakarta diresmikan oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia Teten Masduki, melalui tanda tangan MoU antara Octopus dengan Kementerian Koperasi dan UKM yang bertujuan untuk mengakselerasi usaha mikro berbasis persampahan yang selama ini disebut sebagai bank sampah.
“Kami berharap kolaborasi ini bisa mengakselerasi tujuan bersama yang dapat meningkatkan taraf hidup para pengelola sampah, mewujudkan berkembangnya ekosistem dengan memanfaatkan potensi yang ada,” kata Teten.
Dengan demikian, lanjut dia, produktivitas dan kapasitas para pengelola sampah meningkat melalui manfaat yang diberikan. “Kami yakin dengan adanya kerja sama dengan Octopus, tujuan Kementerian Koperasi dan UKM dengan program LPDB ini dapat mempercepat program yang memberikan dampak positif secara sosial, ekonomi dan lingkungan,” tambahnya.
Peresmian Octopus juga didukung oleh Pemprov DKI yang menjadi bagian dari program Pemprov ‘Pekan Gerakan Jakarta Sadar Sampah’ dalam rangka perayaan ulang tahun Jakarta yang ke-495.
“Saya mewakili seluruh jajaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mendukung penuh diluncurkannya Octopus. Hingga saat ini kami memang terus berupaya untuk memfasilitasi masyarakat dan para pelaku usaha untuk mengelola sampah, memanfaatkan, serta mengembangkan hasil daur ulang,” terang Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria.
Menurut dia, aplikasi dan ekosistem Octopus ini merupakan program yang selaras dengan misi Pemprov DKI dalam hal pengelolaan sampah plastik. “Kami berharap program ini dapat memberikan hasil yang kolektif kepada semua pihak yang terlibat,” tambahnya.
Saat ini Octopus telah menjangkau hampir 200 ribu pengguna yang tersebar di lima kawasan di Indonesia. Yakni Jakarta, Tangerang Selatan, Bandung, Bali, dan Makassar. Octopus juga telah bekerja sama dengan lebih dari 1.700 Bank Sampah dan 14.600 pemulung yang dilatih dan terverifikasi menjadi Pelestari. (hdl)