Surabaya (pilar.id) – Sampah adalah ancaman bagi lingkungan dan peradaban manusia. Selain mencemari, sampah dan limbah juga penyumbang emisi yang berdampak pada krisis iklim.
Saat ini, sampah juga menjadi masalah di berbagai tempat seperti pemukiman, kantor, pusat perbelanjaan, sungai, dan laut. Untuk itu, berbagai komunitas di seluruh dunia turun tangan untuk membuat solusi yang berfokus pada pengurangan limbah plastik.
Dalam kondisi demikian, River Warrior, komunitas mahasiswa dan pelajar yang konsen terhadap sampah plastik terutama di aliran Sungai Brantas, menunjukkan tajinya.
River Warrior yang di kapteni oleh Thara Bening, mahasiswa jurusan Akuakultur, Fakultas Perikanan dan Kelautan Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya, rutin melakukan susur sungai dan melakukan audit merek sampah plastik di sepanjang aliran sungai Brantas.
“Sungai ini sangat tercemar, dari data yang dihimpun Ecoton pada pembersihan sungai 2019 di Surabaya, berdasarkan semua sampah yang dikumpulkan, sebanyak 47 persen sampah popok, 12 persen kemasan sachet, 11 persen styrofoam, dan 10 persen kresek. Inilah alasan mengapa River Warrior Indonesia bergerak untuk memerangi sampah plastik,” ungkap Thara.
Audit merek ini dilakukan untuk untuk melihat produsen mana yang paling banyak mencemari. Dengan mengkategorikan dan mendata produk berkemasan plastik saat melakukan bersih-bersih, mereka membantu untuk mengidentifikasi perusahaan mana yang paling banyak mencemari lingkungan dengan plastik. (ful/hdl)