Jakarta (pilar.id) – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) telah mendorong untuk dilakukannya evaluasi keamanan dan kelayakan atraksi Jembatan Kaca di destinasi wisata The Geong Limpawukus, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, setelah terjadinya insiden yang menewaskan seorang turis dan melukai yang lain.
Menparekraf/Kabaparekraf Sandiaga Salahuddin Uno dalam keterangannya pada Kamis (26/10/2023) menyatakan keprihatinannya terhadap insiden tragis yang terjadi pada Rabu (25/10/2023) dan menekankan perlunya peningkatan keamanan dalam pengembangan atraksi wisata.
Menurut Sandiaga, Kemenparekraf mendorong agar atraksi wisata seperti ini dan sejenisnya, terutama di Kabupaten Banyumas, menjalani pemeriksaan serta evaluasi menyeluruh terkait dengan kelayakan dan keamanan. Sandiaga telah berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Banyumas dan Kepolisian Resor Banyumas untuk mengawasi penyelidikan insiden tersebut dan mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai kronologi dan penyebab insiden tersebut.
Lebih lanjut, Sandiaga mengungkapkan bahwa atraksi Jembatan Kaca ini diduga tidak melalui proses uji kelayakan yang memadai dan memiliki ketebalan kaca yang hanya sekitar 1 cm. Kemenparekraf menekankan bahwa aspek keamanan dan keselamatan wisatawan harus menjadi prioritas utama dalam pariwisata, dan upaya harus dilakukan agar insiden serupa tidak terulang di masa mendatang.
Sandiaga juga menyatakan komitmennya untuk meningkatkan sinergi antara semua pihak yang terlibat dalam industri pariwisata. Hal ini bertujuan untuk memastikan keselamatan dan keamanan wisatawan di seluruh destinasi wisata. Selain itu, penerapan protokol Cleanliness, Health, Safety & Environment Sustainability (CHSE) akan ditingkatkan secara ketat untuk mencegah terjadinya insiden serupa di masa depan.
Tidak hanya terbatas pada aspek keselamatan, Kemenparekraf juga akan memantau perkembangan korban insiden yang saat ini sedang menjalani perawatan intensif di rumah sakit. “Kemenparekraf akan terus memantau proses pemulihan korban, baik secara fisik maupun psikologis,” kata Sandiaga. (ret/ted)