Jakarta (pilar.id) – Kasubbid Dukungan Kesehatan Satgas Covid-19 Nasional Alexander K Ginting S mengatakan, meskipun seseorang telah melakukan vaksinasi tahap 3 dan 4 masih berpotensi tertular covid-19. Menurutnya, meningkatkan imunitas bukan berarti sama dengan pencegahan terhadap penularan.
“Jadi pencegahan penularan itu adalah protokol kesehatan, dan ini adalah keharusan dan kewajiban,” kata Alexander, di Jakarta, Jumat (17/6/2022).
Sayangnya, target vaksinasi tahap 3 di Indonesia cenderung stagnan. Saat ini, vaksinasi tahap 3 baru terlaksana di 5 provinsi yang sudah mencapai target 60 hingga 70 persen.
“Dan selebihnya masih terjadi penurunan, khususnya setelah pascalebaran,” ungkap Alexander.
Target vaksinasi ke-3 turun seiring dengan pelonggaran persyaratan perjalanan pascalebaran. Padahal, selama dalam status pandemi, potensi penularan covid-19 masih tetap ada.
Karena itu, masyarakat semestinya dapat mengutamakan vaksinasi sebagai upaya perlindungan diri dan keluarga. “Kita harus membangun juga masyarakat untuk bisa mengikuti program pemerintah dalam vaksinasi ke-3 tersebut,” kata dia.
Menurut Alexander, Covid-19 terus bermutasi dan berkembang pesat terutama terjadi di negara-negara dengan tingkat vaksinasi yang timpang. Artinya, target pencapaian vaksinasi tahap 1, 2, dan 3 tidak merata.
“Dan Afrika Selatan adalah contoh di mana akses untuk vaksinasi tidak merata. Dan ini terus berkembang akhirnya di Indonesia kita mulai dari Omicron BA.1, BA.2, dan sekarang BA.4 dan BA.5,” kata dia.
Pasien omicron subvarian BA.4 dan BA.5, lanjut Alexander, bagi masyarakat yang sudah melakukan vaksinasi secara lengkap dan tidak ada komorbid tingkat keparahannya tidak menonjol. Apalagi di beberapa daerah, baik usia muda maupun lanjut juga tidak menunjukkan tingkat keparahan yang signifikan.
Dijelaskan Alexander, omicron BA.4 dan BA.5 memiliki penurunan kemampuan terhadap terapi antibodi monoklonal (pengobatan terbaru untuk pasien Covid-19). Sehingga, meskipun seseorang sudah melakukan vaksin tahap ke-3 tetap bisa terinveksi.
“BA.4 dan BA.5 ini hanya menimbulkan gejala ringan, tidak sama waktu di delta,” kata dia.
Namun, untuk masyarakat yang memiliki imunitas rendah dan komorbid harus memiliki tingkat kewaspadaan lebih tinggi. Sebab, omicron varian terbaru ini dapat menyebabkan tindakan medis di rumah sakit.
“Karena itu yang harus kita utamakan sekarang adalah ringan atau tidak ringan harus kita cegah penularannya. Karena sepanjang terjadi penularan, maka akan terjadi mutasi,” pesan Alexander. (ach/din)