Jakarta (pilar.id) – Peningkatan kasus harian dan kematian akibat Covid-19 masih berlangsung sampai saat ini. Pada saat bersamaan juga ditemukan varian-varian baru. Inilah yang kemudian membuat Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) melalui Satgas Covid-19 menyampaikan data dan himbauan pada pertemuan daring, Kamis (3/11/2022).
Disampaikan Dr. Moh Adib Khumaidi, SpOT, Ketua Umum PB IDI, jika hingga saat ini ada peningkatan 755 kasus Covid-19.
“Maka program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) harus terus dilakukan untuk mencegah penyakit menular, serta kolaborasi antar organisasi profesi, yang didukung Polri dan TNI, pihak swasta, media dan juga masyarkat yang terpenting, agar tidak ada peningkatan Covid-19 di Indonesia,” ucap Adib.
Terkait update kasus Covid-19, DR. dr Erlina Burhan, SpP(K), Ketua Satgas Covid IDI menyebutkan jika pada November 2022 ada lonjakan dari 2 ribu lebih diakhir Oktober, meningkat menjadi 4 ribu lebih di awal November
“Pada kasus kematian, juga meningkat 2 kali lipat akibat Covid-19 selama 2 minggu, yang diakhir Oktober 26 meningkat hingga 34 kasus kematian, bulan-bulan lalu stabil, semakin mengalami peningkatan,” ingatnya.
Atas peningkatan kasus tersebut, Erlina juga menyampaikan bila ada penemuan baru variasi virus bernama XBB dan XBC. Virus XBB merupakan virus Omicron yang berkembang dan bermutasi, sedangkan XBC adalah turunan dari XBB
“Virus XBB adalah varian dengan kemampuan menghindari antibodi hingga saat ini, pertama kali di temukan di India pada Agustus 2022, sedangkan XBC pertama kali ditemukan di UK, Inggris, dan saat ini XBC sudah menyebar di Filipina,” jelasnya.
Meski begitu, dalam paparannya, jika gejala XBB dan XBC saat ini masih mirip dengan gejala Covid-19 secara umum, seperti demam, batuk, lemas sesak, nyeri tenggorokan, pilek, mual, muntah dan diare. Hingga saat ini belum ada laporan ilmiah resmi, jika XBB dan XBC menyebabkan gejala yang lebih barat.
“Maka dari itu berdasar penelitian menunjukkan dosis vaksin booster meningkatkan kemampuan antibody untuk menetralisir subturunan Omicron. Maka pentingnya masyarakat melengkapi dosis vaksinnya, sampai booster,” ujarnya.
Hal tersebut disampaikan, mengingat angka dosis vaksin ke tiga di Indonesia masih belum menyentuh angka 50 persen, yaitu sebesar 27,76 persen, lebih rendah dibanding dosis ke dua sebanyak 73,27 persen dan dosis pertama mencapai 87 persen
“Maka dari itu PB IDI menghimbau pemerintah untuk memperluas cakupan vaksin booster bagi masyarakat, jangan sampai persediaan dosis ketiga habis atau sulit dicari masyarakat, karena saya dengar beberapa kasus, masyarakat ada yang sulit mencari vaksin booster, karena terbatas,” ucapnya.
Atas peningkatan kasus Covid-19 dan adanya penemuan variasi baru, PB IDI memberikan beberapa rekomendasi, baik kepada pemerintah, masyarakat, serta tenaga kesehatan.
Kepada pemerintah, dokter Erlina menyampaikan beberapa point, yaitu melakukan antisipasi tendensi kenaikan kasus, apalagi saat menjelang Natal, tahun baru (Nataru), meningkatkan cakupan vaksinasi booster, memperbaiki distribusi logistic untuk obat dan vaksin, serta menggalakan program PHBS.
Bagi masyarakat, PB IDI menyampaikan agar masyarakat tetap taat prokes, melengkapi vaksin booster, bila bergejala periksakan diri dan menahan diri untuk tidak bertemu orang banyak dan melakukan PBHS dalam keseharian
“Untuk tenaga kesehatan, terus lakukan edukasi mengenai pencegahan Covid-19, menjaga kesehatan pribadi agar tak terinfeksi dan tetap bisa memberikan perawatan maskimal kepada masyarakat,” tutupnya. (jel/hdl)