Jakarta (pilar.id) – Organisasi Lingkungan Hidup Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) bersama perwakilan masyarakat dari Sulawesi Tengah melakukan aksi protes di depan kantor pusat Astra Internasional di London.
Protes ini juga didukung oleh Friends of the Earth (FOE), sebuah grup berbasis di Belanda dan Inggris. Aksi protes ini bertujuan untuk menuntut Jardine Matheson, pemilik Astra Internasional, mengembalikan tanah rakyat di 13 desa di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat yang telah dirampas melalui empat anak perusahaannya.
Menurut data, sebanyak 2485 Kepala Keluarga terdampak dengan total wilayah konflik seluas 5856 hektar. Di antaranya, sebagian besar wilayah konflik berada di bawah empat anak perusahaan Jardine Matheson, yakni PT Mamuang, PT Lestari Tani Teladan, PT Agro Nusa Abadi, dan PT Sawit Jaya Abadi 2.
Selain perampasan tanah, anak perusahaan tersebut juga melakukan intimidasi, kekerasan, dan kriminalisasi terhadap masyarakat. Sejumlah masyarakat bahkan mengalami ancaman dan kriminalisasi, yang menyebabkan satu orang meninggal akibat trauma. Dalam beberapa kasus, polisi, preman perusahaan, dan TNI terlibat dalam intimidasi dan kriminalisasi.
Nengah Wantri, perwakilan komunitas dari Sulawesi Tengah, menyatakan kekecewaannya, “Saya jauh-jauh ke London, meninggalkan anak saya yang masih dua tahun, hanya untuk menyampaikan langsung kepada bapak Jardine Matheson untuk mengembalikan tanah kami. Kami tidak bisa lagi hidup dengan kondisi yang diperburuk oleh Astra, selama bertahun-tahun.”
Selain melakukan protes di depan kantor pusat Astra Internasional, perwakilan masyarakat juga bertemu dengan anggota parlemen United Kingdom untuk menyampaikan situasi yang dialami oleh masyarakat Sulawesi Tengah.
Uli Arta Siagian, Manager Kampanye Hutan dan Kebun WALHI Nasional, menambahkan, “Kami membawa kasus anak perusahaan Astra Agro Lestari ke Inggris untuk meminta pertanggungjawaban pemerintah dan parlemen Inggris. Jardine Matheson, sebagai pemilik Astra, adalah penerima terbesar dari praktik buruk ini. Kami menuntut Jardine Matheson segera mengembalikan tanah masyarakat dan meminta Unilever membeli kelapa sawit dari Astra serta HSBC tidak lagi memberikan pendanaan pada Astra selama AAL tidak mengembalikan tanah masyarakat.”
Sudah sepuluh merek internasional memutuskan untuk tidak lagi membeli minyak dari AAL, menunjukkan bahwa AAL memiliki tata kelola yang buruk. “Saatnya pemerintah bertanggung jawab dengan menyelesaikan konflik antara masyarakat dan AAL serta memberikan sanksi pada AAL akibat aktivitas ilegal dan deforestasi yang mereka lakukan,” tegas Uli. (hdl)